Ruang.co.id – Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) kembali menorehkan prestasi gemilang dengan menyumpah 17 dokter baru. Acara pengambilan sumpah ini merupakan yang kesebelas kalinya diselenggarakan oleh FK Unusa. Sejak berdiri, FK Unusa telah meluluskan 187 dokter yang tersebar di berbagai daerah, bahkan ada yang melanjutkan studi di luar negeri.
Proses pengambilan sumpah ini dilakukan setelah para mahasiswa menyelesaikan pendidikan profesi dokter selama dua tahun dan lulus Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD). UKMPPD terdiri dari dua tahap, yaitu tes berbasis komputer (Computer Based Test) dan ujian praktik klinis (Objective Structured Clinical Examination/OSCE).
Dekan FK Unusa, Dr. dr. Handayani, M.Kes., menyampaikan kebanggaannya atas prestasi para alumni. “Kami berharap doa dari semua pihak agar FK Unusa segera meraih akreditasi unggul. Ini akan menjadi bukti kepercayaan masyarakat terhadap kualitas pendidikan kami,” ujarnya.
Unusa sendiri telah dinyatakan sebagai institusi unggul oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) pada tahun 2023. Lebih dari 80% program studi di Unusa telah meraih akreditasi unggul. Kini, FK Unusa sedang mempersiapkan diri untuk menjalani proses reakreditasi program studi.
“Kami sudah siap dengan segala persyaratan, termasuk fasilitas kampus yang memadai untuk penyelenggaraan UKMPPD. Kami optimis bisa meraih predikat unggul,” tambah Handayani.
Di balik pengambilan sumpah ini, tersimpan kisah-kisah inspiratif dari para dokter baru. Berikut beberapa di antaranya:
1. Muhammad Dandy Rizaldi Putra: Perjuangan Melawan Gagal Ginjal
Muhammad Dandy Rizaldi Putra, dokter baru asal Blitar, harus berjuang melawan gagal ginjal selama masa pendidikannya. Pada 2018, Dandy divonis gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah. Meski sempat cuti kuliah, tekadnya untuk menjadi dokter tidak pernah padam.
“Saya sempat putus asa, tapi melihat perjuangan ibu yang rela mendonorkan ginjalnya, saya bangkit lagi,” ujar Dandy. Setelah transplantasi ginjal, Dandy kembali melanjutkan kuliah dan akhirnya berhasil meraih gelar dokter.
2. Nadia Hidayati: Kembali Mengabdi di Tanah Kelahiran
Nadia Hidayati, dokter baru asal Amuntai, Kalimantan Tengah, memiliki tekad kuat untuk kembali ke tanah kelahirannya. “Saya ingin mengabdi di daerah saya yang masih kekurangan tenaga kesehatan,” ujarnya.
Nadia merantau ke Surabaya untuk menimba ilmu di FK Unusa. Meski sempat ragu, dukungan orang tua dan lingkungan kampus yang Islami membuatnya bertahan hingga meraih gelar dokter.
3. Anindhiya Pramita Kusuma: Nakes Pertama di Keluarga
Anindhiya Pramita Kusuma, atau akrab disapa Anin, menjadi tenaga kesehatan pertama di keluarganya. Meski berasal dari keluarga wirausaha, Anin berhasil mewujudkan mimpinya menjadi dokter.
“Saya ingin mengambil sertifikasi estetika setelah internship. Saya juga tertarik dengan bidang bedah,” ujar Anin.
4. Dika Maulidya Sari: Relawan yang Penuh Dedikasi
Dika Maulidya Sari, dokter baru asal Sidoarjo, aktif menjadi relawan kesehatan selama masa kuliah. Ia pernah mengikuti program relawan di Sumba Timur, melakukan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan.
“Saya ingin terus berkontribusi untuk masyarakat, terutama di daerah terpencil,” ujar Dika.
5. Alif Af’al Al’Amien: Dokter Muda yang Juga Pebisnis
Alif Af’al Al’Amien, dokter baru asal Bangkalan, Madura, berhasil menggabungkan karir kedokteran dengan bisnis. Ia merintis usaha clothing brand dan toko olahraga sejak kuliah.
“Saya ingin membuka klinik yang menggabungkan inovasi teknologi dan pelayanan kesehatan terbaik,” ujar Alif.
Dengan prestasi dan kisah inspiratif ini, FK Unusa semakin membuktikan komitmennya dalam menghasilkan tenaga kesehatan berkualitas. Selamat kepada 17 dokter baru Unusa!