Ruang.co.id – Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah pendekatan dalam Kurikulum Merdeka yang bertujuan membangun karakter siswa berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Program ini mendorong siswa menjadi individu yang kreatif, mandiri, dan mampu berkontribusi dalam kehidupan sosial serta pembangunan global.
Metode pembelajaran dalam P5 berbasis proyek, memungkinkan siswa berpartisipasi aktif dalam eksplorasi dan pemecahan masalah nyata. Selain mendapatkan ilmu akademik, siswa juga memperoleh pengalaman praktis yang bermanfaat dalam kehidupan mereka di masa depan. P5 menanamkan pemahaman mendalam tentang keberagaman budaya di Indonesia serta mendorong mereka untuk menghargai dan melestarikan warisan budaya bangsa.
Sebagai bagian dari penerapan P5, siswa-siswi SMA Negeri 3 Surabaya menampilkan keindahan tari kolosal khas Jawa Timur di Taman Suroboyo. Mereka membawakan Tari Remo dan Tari Gandrung, dua tarian tradisional yang memiliki nilai budaya tinggi dan mencerminkan kekayaan seni daerah.
Theo Gunawan Wahana, S.S., M.Pd., Wakil Kepala Sekolah bidang Humas SMA Negeri 3 Surabaya, menjelaskan bahwa program P5 bertema kearifan lokal ini bertujuan memperkenalkan budaya kepada generasi muda sekaligus melestarikannya. Ia juga menekankan pentingnya memberikan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan kreativitas mereka melalui seni dan budaya.
“Tarian yang dibawakan para siswa di Taman Suroboyo merupakan kelanjutan dari penampilan mereka sebelumnya di Tebing Breksi, Jawa Tengah. Kami ingin memberi kesempatan bagi siswa yang tidak ikut ke Jawa Tengah untuk tetap berpartisipasi dalam acara ini,” ungkap Theo.
Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari para siswa dan masyarakat. Antusiasme mereka terlihat dari keseriusan dalam latihan hingga penampilan mereka di hadapan publik. Tak hanya menjadi ajang unjuk kebolehan, gelar karya ini juga menjadi wadah bagi siswa untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya lokal dan kebanggaan sebagai bagian dari bangsa Indonesia.
Theo Gunawan Wahana menambahkan bahwa kegiatan seperti ini harus terus didukung dan dikembangkan. “P5 dalam Kurikulum Merdeka ini luar biasa. Saya berharap pemerintah memberikan lebih banyak kesempatan bagi anak-anak untuk berkreasi dan menampilkan budaya lokal dalam berbagai bentuk,” katanya.
P5 memberikan ruang bagi siswa untuk tidak hanya belajar secara akademik, tetapi juga mengembangkan karakter dan keterampilan sosial mereka. Dengan mengusung tema kearifan lokal, siswa dapat memahami, menghargai, dan melestarikan budaya daerahnya.
Selain itu, metode pembelajaran berbasis proyek mampu meningkatkan rasa percaya diri, kerja sama, dan keterampilan komunikasi siswa. P5 tidak hanya membantu siswa berkembang secara individu, tetapi juga mendorong mereka untuk menjadi agen perubahan dalam pelestarian budaya nasional.
SMA Negeri 3 Surabaya telah membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya tentang teori di dalam kelas, tetapi juga tentang pengalaman nyata yang membentuk karakter siswa. Melalui P5 bertema kearifan lokal, mereka tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga mengembangkan keterampilan dan meningkatkan jiwa nasionalisme.
P5 Kurikulum Merdeka adalah langkah maju dalam sistem pendidikan Indonesia. Dengan semakin banyak sekolah menerapkan konsep ini, diharapkan generasi muda semakin memahami dan mencintai budaya Indonesia.