Yogyakarta, Ruang.co.id – ARTJOG pertama kali digelar pada tahun 2008 dengan nama Jogja Art Fair, sebagai bagian dari rangkaian acara Festival Kesenian Yogyakarta (FKY). Pada tahun 2010, ARTJOG berdiri sendiri dan berganti nama menjadi ARTJOG, memperluas cakupan dan skala pamerannya. Diprakarsai oleh Heri Pemad, seorang art manager lulusan Seni Lukis ISI Yogyakarta, pameran ini dengan cepat menjadi barometer seni kontemporer di Indonesia, mengundang seniman dari berbagai negara dan berbagai jenis seni rupa.
Seiring dengan perjalanan waktu, ARTJOG selalu mengusung tema-tema khusus yang relevan dengan isu sosial, budaya, dan politik. Beberapa tema yang pernah diangkat antara lain:
- 2013: Maritime Culture – Mengangkat tema budaya maritim dengan instalasi khas dari berbagai seniman.
- 2014: Legacies of Power – Tema politik yang diangkat bertepatan dengan tahun pemilihan umum di Indonesia, menampilkan karya Samsul Arifin berjudul “Goni Kabinet”
- 2015: Infinity in Flux – Menggambarkan hubungan tak terputus antara seniman dan penonton, dengan karya istimewa dari Yoko Ono
- 2016: Universal Influence – Menampilkan karya yang menggambarkan pengaruh global melalui akumulasi peristiwa sejarah
Masuknya ARTJOG dalam Film AADC 2
Pada tahun 2016, ARTJOG semakin dikenal luas melalui penampilannya dalam film “Ada Apa dengan Cinta? 2” (AADC 2). Dalam film tersebut, Cinta dan Rangga, tokoh utama, mengunjungi pameran ARTJOG dan bertemu untuk pertama kali lagi disini, menambah daya tarik dan popularitas pameran ini di kalangan penikmat seni dan masyarakat umum.
ARTJOG Selama Pandemi dan Inovasi Digital
Pandemi COVID-19 pada tahun 2020 memaksa ARTJOG untuk beradaptasi dengan situasi baru. Pameran tahun itu diadakan secara daring, menampilkan karya seniman Indonesia secara eksklusif tanpa partisipasi internasional. Langkah ini merupakan upaya untuk tetap menjaga keberlangsungan pameran seni meskipun dalam situasi global yang menantang.
ARTJOG 2024: Motif Ramalan
Tahun 2024, acara ARTJOG mengusung tema “Motif: Ramalan” dan berlangsung dari 28 Juni hingga 1 September 2024 di Jogja National Museum, Yogyakarta. Tema ini mengajak seniman untuk mengimajinasikan masa depan dan peristiwa yang mungkin terjadi, menampilkan karya dari 47 seniman lokal dan internasional. Program pendukung seperti Young Artist Award, ARTJOG Kids, dan Jogja Art Weeks terus menjadi bagian integral dari pameran ini, mendukung perkembangan seniman muda dan memperluas jangkauan seni kontemporer.
ARTJOG telah berkembang dari sebuah pameran kecil dalam festival lokal menjadi salah satu pameran seni kontemporer terkemuka di Indonesia. Dengan berbagai tema yang selalu relevan dan inovatif, ARTJOG terus menarik perhatian penikmat seni dari berbagai kalangan, termasuk perhatian internasional melalui film dan media. Dengan komitmen untuk terus berkembang dan berinovasi, ARTJOG siap menghadapi tantangan dan peluang di masa depan. (R4)