Surabaya, Ruang.co.id – Seringkali kita mendengar istilah micromanaging, namun tidak semua orang memahami dengan jelas apa artinya. Bayangkan seorang atasan yang selalu ingin tahu setiap detail pekerjaan Anda, dari cara Anda mengatur meja kerja hingga waktu yang Anda habiskan untuk setiap tugas.
Micromanaging adalah gaya kepemimpinan di mana seorang atasan terlalu banyak ikut campur dalam detail pekerjaan bawahannya. Ini berarti mereka cenderung mengontrol setiap langkah yang diambil oleh karyawan, dari cara mereka menyelesaikan tugas hingga waktu yang mereka gunakan untuk menyelesaikannya.
Apakah ini terdengar familiar?
Yuk, kenali ciri-ciri micromanaging yang sering terjadi dalam dunia kerja
Seorang atasan yang melakukan micromanaging cenderung memberikan petunjuk yang sangat spesifik dan rinci untuk setiap tugas. Mereka seolah-olah ingin mengontrol setiap langkah yang dilakukan bawahannya, mulai dari pemilihan metode kerja hingga urutan penyelesaian tugas.
Akibatnya, karyawan merasa terkekang dan kreativitas mereka terhambat. Mereka kesulitan untuk berpikir mandiri dan menemukan solusi inovatif karena selalu terpaku pada instruksi yang diberikan.
Ciri khas lainnya dari micromanaging adalah kecenderungan atasan untuk terus-menerus memeriksa pekerjaan bawahannya. Bahkan untuk tugas-tugas kecil sekalipun, atasan akan merasa perlu untuk mengecek ulang hasil kerja.
Hal ini menunjukkan kurangnya kepercayaan atasan terhadap kemampuan bawahannya. Selain itu, pengawasan yang terlalu ketat juga dapat membuat karyawan merasa tidak nyaman dan khawatir akan melakukan kesalahan.
Salah satu akar masalah dari micromanaging adalah kurangnya kepercayaan atasan terhadap kemampuan bawahannya.
Atasan yang melakukan micromanaging seringkali berasumsi bahwa bawahannya tidak mampu menyelesaikan tugas dengan baik tanpa pengawasan ketat. Padahal, setiap karyawan memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda-beda.
Kurangnya kepercayaan ini dapat berdampak negatif pada motivasi dan produktivitas karyawan.
Dalam dunia kerja, atasan yang melakukan micromanaging enggan untuk mendelegasikan tugas kepada bawahannya. Mereka lebih memilih untuk mengerjakan semua tugas sendiri atau memberikan instruksi yang sangat detail sehingga seolah-olah mereka yang mengerjakan tugas tersebut.
Padahal, delegasi merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam manajemen. Dengan mendelegasikan tugas, atasan dapat memfokuskan diri pada tugas-tugas yang lebih strategis dan memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan kemampuannya.