Puting Beliung Terjang Surabaya: Balas Klumprik Wiyung Porak-Poranda!

puting beliung Balas Klumprik Wiyung Surabaya
Puting beliung melanda Surabaya dan mengakibatkan kerusakan parah di Balas Klumprik, Wiyung.
Ruang Mujiono
Ruang Mujiono
Print PDF

Surabaya, Ruang.co.id – Cuaca ekstrem kembali menerjang Kota Surabaya. Kali ini, angin puting beliung mengakibatkan kerusakan besar di kawasan Balas Klumprik, Kecamatan Wiyung. Peristiwa yang terjadi pada Senin sore itu mengejutkan warga, meninggalkan jejak kehancuran di sejumlah rumah, fasilitas umum, dan area sekitar.

Kepala BPBD Kota Surabaya, Hendro Triyono, menjelaskan bahwa angin puting beliung ini berlangsung singkat namun sangat destruktif. “Dampaknya cukup parah, terutama di wilayah Balas Klumprik. Banyak atap rumah beterbangan, pohon tumbang, dan beberapa infrastruktur rusak. Kami segera melakukan langkah tanggap darurat,” ujarnya.

Suasana mencekam terjadi ketika angin kencang mulai menyapu kawasan permukiman. Sejumlah warga mengaku panik saat angin menerjang. Salah satu warga Balas Klumprik, Siti Aminah, mengungkapkan bahwa dirinya sempat berlindung di dalam rumah bersama keluarga.

“Anginnya kencang sekali, atap rumah langsung terangkat. Kami hanya bisa berdoa agar selamat,” ujar Siti. Beberapa warga lainnya bahkan harus dievakuasi karena rumah mereka mengalami kerusakan parah.

Dari hasil pendataan sementara, puluhan rumah di kawasan Balas Klumprik mengalami kerusakan, dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Selain itu, beberapa jalan utama di Wiyung sempat tertutup akibat pohon tumbang. Tim dari BPBD bersama warga bergotong royong membersihkan area terdampak untuk memulihkan akses.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, juga turun langsung ke lokasi terdampak untuk memastikan penanganan yang cepat. “Kami telah mengerahkan tim tanggap darurat, bantuan logistik, serta mendirikan posko untuk membantu warga yang membutuhkan tempat tinggal sementara,” jelas Eri.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa angin puting beliung yang melanda Surabaya dipicu oleh perubahan cuaca yang ekstrem. Kondisi atmosfer yang tidak stabil memicu terbentuknya angin kencang yang merusak.

Baca Juga  Cuaca Surabaya Lagi Liar! BMKG: Waspada Ekstrem Sampai 10 Januari

BMKG mengimbau warga untuk tetap waspada, terutama di musim penghujan ini. “Kami mengimbau masyarakat untuk memperhatikan peringatan dini cuaca ekstrem dan menghindari aktivitas di luar rumah saat angin kencang mulai terjadi,” ujar petugas BMKG.

Di tengah situasi sulit, semangat gotong royong warga Surabaya tetap terasa kuat. Banyak warga yang saling membantu, mulai dari membersihkan puing-puing hingga memberikan bantuan berupa makanan dan perlengkapan dasar.

“Kami bersyukur karena banyak yang peduli. Bantuan dari tetangga dan pemerintah sangat berarti bagi kami yang terdampak,” kata Siti Aminah.

Dengan penanganan yang cepat dan solidaritas warga, Surabaya diharapkan mampu bangkit dari bencana ini. Peristiwa ini juga menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem yang bisa terjadi kapan saja.