Dampak Perubahan Iklim Penyebaran Penyakit Baru yang Mengancam Kesehatan Global

Dampak Perubahan iklim
Fogging digunakan untuk mencegah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, seperti demam berdarah, malaria, dan Zika.
Ruang M Andik
Ruang M Andik
Print PDF

Ruang.co.id – Perubahan iklim adalah salah satu masalah paling mendesak yang kita hadapi saat ini, tidak hanya mengubah pola cuaca global, tetapi juga berdampak besar terhadap kesehatan manusia. Dengan meningkatnya suhu global, pola curah hujan yang tidak menentu, dan kelembapan udara yang berubah, munculnya berbagai penyakit baru menjadi ancaman nyata. Bahkan, perubahan iklim memperburuk penyebaran penyakit lama yang sudah ada. Apa yang perlu kita ketahui tentang hal ini?

Perubahan Iklim dan Penyebaran Penyakit Menular: Apa yang Terjadi?

Perubahan iklim berhubungan erat dengan peningkatan penyebaran penyakit menular, terutama yang ditularkan oleh vektor seperti nyamuk dan kutu. Menurut WHO, perubahan iklim dapat memengaruhi distribusi geografis vektor penyakit ini, meningkatkan risiko penyebaran penyakit yang sebelumnya tidak ada di suatu wilayah.

Beberapa penyakit akibat perubahan iklim yang semakin meningkat penyebarannya antara lain:

1. Malaria: Penyakit Lama yang Semakin Mengancam

Salah satu contoh nyata adalah penyebaran malaria. Peningkatan suhu memungkinkan nyamuk Anopheles, vektor utama penyakit malaria, berkembang biak di area yang sebelumnya tidak terjangkau. Malaria kini bukan hanya menjadi ancaman di daerah tropis, tetapi juga mengancam daerah yang lebih dingin. Perubahan iklim telah mempermudah penyebaran penyakit malaria ke wilayah yang sebelumnya aman.

2. Demam Berdarah Dengue: Efek Curah Hujan yang Tak Menentu

Selain malaria, penyakit demam berdarah dengue juga semakin meluas. Curah hujan yang tidak menentu menciptakan genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus dengue. Meningkatnya suhu dan curah hujan ekstrem memfasilitasi penyebaran virus dengue, yang sering kali menjadi masalah kesehatan di banyak negara tropis.

3. Penyakit yang Ditularkan oleh Kutu: Risiko Penyakit Lyme dan Ensefalitis

Perubahan iklim juga memperburuk penyebaran penyakit yang ditularkan melalui kutu. Kutu, vektor penyakit seperti penyakit Lyme dan ensefalitis, semakin mudah berkembang biak di daerah yang sebelumnya tidak terjangkau. Dengan meningkatnya suhu dan perubahan ekosistem, risiko penularan penyakit ini akan semakin besar di berbagai belahan dunia.

Baca Juga  WHO Sebut Risiko Kanker Paru pada Non-Perokok Meningkat, Ini Penyebabnya!
4. Zoonosis: Penyakit Baru yang Dapat Menular dari Hewan ke Manusia

Perubahan iklim juga memengaruhi interaksi antara manusia, hewan, dan ekosistem. Hal ini meningkatkan risiko penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia. Salah satu contoh terbaru adalah wabah virus Marburg yang terjadi di Rwanda pada 2024. Penyakit ini sebelumnya tidak ditemukan di wilayah tersebut, namun perubahan ekosistem yang cepat memperburuk penyebaran virus ini.

Peran WHO dalam Menanggulangi Dampak Perubahan Iklim terhadap Kesehatan

WHO menekankan bahwa perubahan iklim adalah salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan global. Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, menyebutkan bahwa peningkatan suhu dan perubahan iklim global menghambat kemajuan dalam pemberantasan penyakit, terutama malaria. Oleh karena itu, WHO mengembangkan kerangka kerja kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan sistem kesehatan terhadap dampak perubahan iklim.

Langkah-langkah Pencegahan: Mencegah Penyakit Baru dan Mengurangi Dampak Perubahan Iklim

Upaya untuk mengurangi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan global harus melibatkan kolaborasi antara pemerintah, organisasi kesehatan, dan masyarakat. Mengurangi emisi gas rumah kaca, serta menerapkan kebijakan kesehatan yang berbasis pada adaptasi perubahan iklim, dapat membantu mengurangi risiko penyebaran penyakit dan melindungi kesehatan manusia.

Kesehatan Manusia dan Perubahan Iklim Harus Menjadi Prioritas Global

Perubahan iklim bukan hanya tentang cuaca. Dampaknya terhadap kesehatan manusia sangat signifikan, dengan meningkatnya penyebaran penyakit menular dan munculnya penyakit baru. Mengatasi perubahan iklim harus menjadi prioritas global karena dampaknya yang luas dan tidak terbatas pada lingkungan. Kita membutuhkan kolaborasi global untuk menghadapi tantangan ini dan menjaga agar sistem kesehatan tetap tangguh di masa depan.

Perubahan iklim meningkatkan risiko penyebaran penyakit menular dan memicu munculnya penyakit baru, yang mengancam kesehatan manusia di seluruh dunia.

Peningkatan suhu memperluas area penyebaran nyamuk Anopheles, vektor malaria, sehingga penyakit ini bisa muncul di daerah yang sebelumnya tidak terjangkau.

Zoonosis adalah penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia. Perubahan iklim memperburuk interaksi antara manusia dan hewan, meningkatkan risiko penyakit zoonosis, seperti virus Marburg.

WHO meluncurkan kerangka kerja untuk membangun sistem kesehatan yang tahan terhadap perubahan iklim dan berfokus pada pengurangan emisi gas rumah kaca untuk melindungi kesehatan global.