Ngawi, Ruang.co.id – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Jawa Timur (Jatim) kembali melanjutkan langkah strategis dalam meningkatkan literasi masyarakat. Kali ini, Disperpusip membagikan ribuan buku digital melalui digital library kepada jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Ngawi, Sabtu (23/11/2024).
Penyerahan digital library berupa acrylic barcode dilakukan oleh Kepala Disperpusip Jatim, Ir. Tiat S. Suwardi, MSi, di sela acara serah terima jabatan Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Ngawi di Pendopo Wedya Graha. Penerima digital library ini meliputi Polres Ngawi, DPRD, Pengadilan Negeri, Kejaksaan Negeri, Kodim 0805, hingga Batalyon Armed 12 Kostrad Ngawi.
“Setiap institusi menerima koleksi buku digital bervariasi, dengan rata-rata lebih dari 250 buku digital,” ungkap Tiat. Jumlah buku digital yang diberikan di antaranya. Polres Ngawi 307 buku digital. Sekretariat DPRD 297 buku digital. Pengadilan Negeri 250 buku digital. Batalyon Armed 12 Kostrad 229 buku digital. Kejaksaan Negeri 271 buku digital. Kodim 0805 226 buku digital. DWP Ngawi 266 buku digital. PKK Ngawi 280 buku digital.
Program ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses literasi melalui genggaman ponsel. “Kami ingin membangun budaya gemar membaca masyarakat Ngawi, dengan menghadirkan fasilitas yang relevan di era digital,” ujar Tiat.
Selain pembagian buku digital, Disperpusip juga terus menggenjot berbagai program literasi seperti Perpustakaan Kagem Moco Mlebet Griyo (PERCOYO), sebuah inisiatif yang mendorong masyarakat membaca di mana saja, baik di rumah, sekolah, maupun tempat kerja.
Kolaborasi dengan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Jatim menjadi salah satu kunci sukses pelaksanaan program ini. Disperpusip telah menyediakan buku digital berbasis web yang memungkinkan akses mudah bagi masyarakat.
Menurut data Perpustakaan Nasional tahun 2023, tingkat kegemaran membaca (TGM) Jawa Timur mencapai 69,78, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional sebesar 66,77. Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Jatim juga berada di atas nasional, yakni 76,71 dibandingkan 69,42.
“Kami tidak puas diri. Kami akan terus berjuang bersama pemerintah kabupaten dan kota untuk menjadikan minat baca sebagai budaya masyarakat,” tegas Tiat.
Dengan digitalisasi perpustakaan, Disperpusip Jatim berharap dapat menciptakan akses literasi yang inklusif dan merata. Program ini tidak hanya mendekatkan buku kepada masyarakat tetapi juga diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup melalui pengetahuan.
“Kami yakin, budaya membaca yang kuat dapat menjadi pondasi bagi pembangunan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Tiat.