Duda Bantul Cari Jodoh Kaya

Ruang Gentur
Ruang Gentur
Print PDF

Duda Bantul Cari Jodoh Kaya, Rela Berkorban Apa Saja

Di sebuah desa terpencil di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, seorang duda bernama Pak Marto tengah mencari jodoh baru. Namun, kriterianya cukup tinggi: ia ingin menikahi wanita kaya raya.

Pak Marto, yang berusia 55 tahun, adalah seorang petani sawah. Penghasilannya tidak seberapa, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ia mengaku sudah lama menyandang status duda setelah ditinggal istrinya yang selingkuh dengan pria lain.

Duda Bantul Cari Jodoh Kaya

Keputusannya mencari jodoh kaya bukan tanpa alasan. Pak Marto mendambakan kehidupan yang lebih baik dan nyaman. Ia ingin menikmati masa tuanya dengan fasilitas yang layak, seperti rumah besar, mobil mewah, dan asisten rumah tangga.

“Saya sudah cukup menderita hidup susah. Saya ingin menghabiskan sisa hidup saya dengan orang yang bisa membahagiakan saya secara materi,” ungkap Pak Marto.

Ia pun rela melakukan apa saja untuk mendapatkan jodoh yang diinginkannya. Pak Marto bersedia bekerja keras, bahkan mengikuti ritual-ritual tertentu yang diyakini dapat mendatangkan keberuntungan.

“Saya pernah ikut pengajian khusus untuk membuka aura kecakapan. Katanya, dengan begitu saya akan terlihat lebih menarik di mata wanita kaya,” katanya.

Pak Marto juga rajin berkonsultasi dengan paranormal dan ahli feng shui untuk menentukan waktu dan tempat yang tepat untuk bertemu jodohnya.

“Saya percaya bahwa jodoh itu takdir. Tapi, saya juga percaya bahwa kita bisa berusaha untuk menjemput takdir itu,” tuturnya.

Pencarian jodoh Pak Marto sempat menjadi perbincangan hangat di desanya. Ada yang mengolok-oloknya, ada pula yang kasihan. Namun, Pak Marto tetap teguh pada pendiriannya.

“Saya tidak peduli apa kata orang. Saya berhak mencari kebahagiaan saya sendiri,” tegasnya.

Usaha Pak Marto membuahkan hasil. Beberapa wanita kaya sempat menghubunginya setelah melihat iklan jodohnya di sebuah website. Namun, tak satu pun dari mereka yang memenuhi harapannya.

“Mereka memang kaya, tapi mereka tidak cantik dan tidak seumuran dengan saya,” kata Pak Marto.

Ia pun tidak menyerah. Ia terus mencari dan berharap suatu saat nanti akan menemukan wanita kaya yang sesuai dengan seleranya.

“Saya percaya bahwa jodoh saya ada di luar sana. Saya hanya perlu terus berusaha dan berdoa,” pungkasnya.

Kisah Pak Marto memicu beragam reaksi dari masyarakat. Ada yang menilai bahwa ia terlalu materialistis dan tidak menghargai perasaan wanita. Namun, ada pula yang memaklumi alasannya, mengingat ia telah berkorban banyak untuk kesejahteraan keluarganya.

Psikolog klinis, Dr. Dewi Rahmawati, menilai bahwa keinginan Pak Marto untuk mencari jodoh kaya adalah hal yang wajar. Namun, ia mengingatkan agar jangan sampai terjebak dalam obsesi berlebihan.

“Sah-sah saja jika seseorang mendambakan kehidupan yang lebih baik. Tapi, jangan sampai tujuan itu membuat kita melupakan nilai-nilai penting, seperti cinta, kasih sayang, dan kejujuran,” katanya.

Dr. Dewi juga menyarankan agar Pak Marto lebih realistis dalam mencari jodoh. Ia tidak perlu membatasi diri pada wanita kaya raya saja.

“Masih banyak wanita baik hati dan berpenampilan menarik di luar sana. Jangan hanya fokus pada materi, tapi carilah seseorang yang bisa saling mengisi dan memberikan kebahagiaan,” pesannya.