Fenomena Gen Z Diprediksi Sulit Menikah! Ini Faktor yang Jadi Penyebabnya!

Fenomena Gen Z sulit menikah
Ilustrasi wanita yang sedang bekerja (Foto Ruang.co.id)
Ruang Nyala
Ruang Nyala
Print PDF

Ruang.co.id – Menikah dulu dianggap sebagai tahapan hidup yang hampir pasti terjadi setelah seseorang memasuki usia matang. Orang tua zaman dulu menikah di usia 20-an, membangun keluarga, dan menjalani kehidupan rumah tangga tanpa banyak pertimbangan rumit.

Tapi sekarang? Fenomena baru muncul: banyak anak muda dari generasi Z memilih menunda atau bahkan enggan menikah. Padahal, usia mereka sudah masuk kategori “siap” untuk menikah menurut standar sosial.

Apakah jodoh memang semakin sulit didapat? Atau ini hanya perubahan pola pikir yang dipengaruhi berbagai faktor? Yuk, kita bahas lebih dalam fenomena Gen Z yang diprediksi makin sulit menikah!

Biaya Hidup Tinggi, Biaya Nikah Apalagi!

Realita ekonomi saat ini gak bisa dipungkiri jadi salah satu faktor utama kenapa banyak Gen Z memilih menunda pernikahan.

Harga rumah melambung, biaya pendidikan meningkat, bahkan harga makanan pun terus naik. Boro-boro mikirin biaya nikah, buat memenuhi kebutuhan sehari-hari aja kadang udah bikin pusing.

Menurut survei dari Badan Pusat Statistik (BPS), biaya menikah di Indonesia meningkat signifikan dalam 10 tahun terakhir, terutama di kota-kota besar. Dari mahar, dekorasi, catering, hingga honeymoon, semua butuh biaya yang gak sedikit.

Banyak anak muda akhirnya berpikir ulang: “Mending uangnya dipakai buat investasi dan stabilin keuangan dulu, deh!”

Fokus Karier Dulu, Nikah Bisa Nanti

Banyak Gen Z tumbuh di era yang penuh persaingan. Tekanan untuk sukses di usia muda semakin besar, dan karier menjadi prioritas utama sebelum memikirkan pernikahan.

Seorang psikolog sosial dari Universitas Indonesia, Dr. Maria Anindya, menjelaskan bahwa generasi muda saat ini lebih fokus pada pencapaian individu dibandingkan mengikuti standar sosial lama yang mengharuskan menikah di usia tertentu.

Baca Juga  5 Amalan Nuzulul Quran yang Penuh Berkah! Raih Pahala Berlipat di Malam Istimewa

Banyak dari mereka yang memilih untuk mengejar mimpi dulu, membangun bisnis, atau mengeksplorasi karier sebelum akhirnya siap berkomitmen dalam pernikahan.

Trauma dengan Perceraian Orang Tua?

Fenomena perceraian yang semakin meningkat juga ikut mempengaruhi cara pandang Gen Z terhadap pernikahan.

Menurut data dari Kementerian Agama, angka perceraian di Indonesia mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir, dengan alasan utama adalah ketidakharmonisan rumah tangga dan masalah ekonomi.

Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga dengan orang tua bercerai mungkin lebih skeptis terhadap pernikahan. Mereka melihat pernikahan bukan lagi sebagai sesuatu yang harus dilakukan, tapi sebagai sesuatu yang harus dipikirkan dengan matang agar gak berakhir dengan kegagalan.

Beberapa dari mereka bahkan memilih untuk gak menikah sama sekali karena takut mengalami hal yang sama seperti orang tua mereka.

Tren Hubungan yang Berubah, Dari Situationship ke “Nikah Itu Opsional”

Gaya pacaran dan hubungan romantis juga berubah drastis dibandingkan generasi sebelumnya.

Konsep seperti situationship (hubungan tanpa status jelas), ghosting, hingga self-partnering mulai jadi hal biasa di kalangan anak muda. Banyak yang lebih nyaman dengan hubungan yang fleksibel tanpa perlu label atau komitmen serius seperti pernikahan.

Di sisi lain, banyak Gen Z yang mulai mengadopsi pemikiran bahwa menikah itu bukan kewajiban, tapi pilihan.

Sebuah studi dari Pew Research Center menunjukkan bahwa semakin banyak anak muda yang merasa pernikahan bukan lagi hal yang harus dikejar. Mereka lebih mengutamakan kebahagiaan pribadi dan kehidupan yang bebas dari tekanan sosial.

Standar Pasangan yang Makin Tinggi

Dulu, kriteria pasangan mungkin cuma sebatas “yang seiman, baik, dan bertanggung jawab.” Sekarang? Standarnya meningkat pesat!

Dengan adanya media sosial dan eksposur terhadap berbagai gaya hidup, banyak Gen Z yang punya ekspektasi lebih tinggi terhadap pasangan.

Baca Juga  Mengerti Situationship, Hubungan Tanpa Status yang Bikin Baper Sendiri

Dari segi finansial, emosional, hingga kecocokan dalam nilai dan gaya hidup, semuanya jadi pertimbangan yang lebih kompleks dibandingkan generasi sebelumnya.

Banyak yang berpikir, “Daripada salah pilih dan menyesal, mending sendiri dulu sampai ketemu yang benar-benar cocok.”

Fenomena Gen Z Sulit Menikah Hanya Tren atau Akan Bertahan Lama?

Fenomena Gen Z yang sulit menikah ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di banyak negara lain.

Menurut laporan dari World Economic Forum, tren menunda pernikahan bahkan tidak menikah sama sekali semakin meningkat di berbagai belahan dunia. Negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan beberapa negara Eropa mengalami penurunan angka pernikahan yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir.

Meski begitu, bukan berarti pernikahan akan punah. Hanya saja, pola pikir tentang pernikahan berubah.

Banyak Gen Z yang memilih menikah di usia lebih matang, setelah mereka merasa benar-benar siap, baik secara finansial, emosional, maupun mental.

Fenomena Gen Z yang diprediksi sulit menikah ini adalah hasil dari berbagai faktor, mulai dari tekanan ekonomi, perubahan gaya hidup, hingga trauma masa lalu.

Namun, yang terpenting adalah bahwa pernikahan bukan lagi sekadar tuntutan sosial, tapi keputusan yang harus dibuat dengan sadar dan penuh kesiapan.

Jadi, apakah menikah akan semakin sulit? Atau justru akan lebih berkualitas karena dilakukan di waktu yang tepat? Semua kembali ke perspektif masing-masing.

Yang jelas, apapun pilihannya, kebahagiaan dan kesejahteraan tetap jadi prioritas utama!