Janda Pacitan Cari Jodoh Kaya, Netizen Heboh
Di era digital seperti sekarang ini, mencari jodoh tidak melulu melalui pertemuan langsung. Banyak orang kini memanfaatkan platform media sosial untuk mencari pasangan hidup, baik melalui aplikasi kencan atau grup-grup khusus.
Salah satu cerita pencari jodoh yang sempat menghebohkan jagat maya adalah kasus seorang janda asal Pacitan, Jawa Timur. Melalui akun Facebook-nya, perempuan berinisial N (35) terang-terangan menyatakan bahwa dirinya sedang mencari jodoh yang kaya raya.
Pengakuan N
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya janda asal Pacitan, usia 35 tahun, sedang mencari suami yang kaya raya. Kriteria: usia maksimal 50 tahun, tampan, mapan secara finansial, dan beragama Islam,” tulis N dalam postingannya.
Ia juga menambahkan bahwa dirinya bersedia dinikahi di bawah tangan atau secara siri. “Saya tidak keberatan menjadi istri kedua atau ketiga, yang penting suami saya mampu memenuhi kebutuhan hidup saya,” imbuhnya.
Respons Netizen
Postingan N sontak menuai beragam reaksi dari netizen. Ada yang mengecam sikapnya yang dianggap terlalu materialistis dan mencari keuntungan semata. Sebagian lainnya justru mendukung N dan mendoakan agar ia segera menemukan jodoh yang sesuai keinginannya.
Salah satu komentar yang cukup pedas datang dari akun @AyuRosita: “Cari suami itu jangan pakai materi dong, Mbak. Carilah yang baik hati, sayang sama Mbak, dan bisa membimbing Mbak ke surga. Kalau cuma cari yang kaya, nanti kalau suami Mbak bangkrut gimana?”
Namun, ada pula yang membela N. Akun @RianDwiSaputra berkomentar: “Menurut saya, tidak salah jika Mbak N ingin mencari suami yang kaya. Setiap orang punya kriteria sendiri-sendiri dalam mencari pasangan. Asal tidak merugikan orang lain, sah-sah saja.”
Pandangan Psikolog
Psikolog Dr. Hening Tyas Utami M.Psi. menilai bahwa sikap N cukup wajar, mengingat kondisi ekonomi yang semakin sulit. Namun, ia mengingatkan agar N tetap berhati-hati dan tidak terlalu mudah tergoda oleh pria yang menjanjikan kekayaan.
“Perempuan memang berhak mencari pasangan yang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, sebaiknya jangan terlalu fokus pada materi. Carilah laki-laki yang juga memiliki visi dan misi yang sama dengan kita,” ujar Hening.
Dampak Psikologis
Hening menambahkan bahwa sikap N dapat menimbulkan dampak psikologis negatif bagi dirinya sendiri.
“Ketika kita terlalu terobsesi mencari suami kaya, kita mungkin akan merasa tidak percaya diri dan minder jika tidak menemukannya. Hal ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi,” terangnya.
Tips Mencari Jodoh
Bagi yang sedang mencari jodoh, Hening memberikan beberapa tips berikut:
Tentukan kriteria yang jelas dan realistis
Carilah melalui berbagai cara, baik online maupun offline
Jangan terburu-buru dan pilihlah dengan hati-hati
Hindari orang yang hanya menjanjikan materi
Berdoa dan serahkan semuanya kepada Tuhan
Penutup
Mencari jodoh memang tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Dengan mempertimbangkan dengan matang, berusaha secara maksimal, dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan, kita pasti akan menemukan jodoh yang tepat pada waktunya.
Terlepas dari kontroversi yang ditimbulkannya, kisah N menjadi pengingat bagi kita bahwa setiap orang berhak menentukan kriteria pasangannya masing-masing. Namun, penting untuk tetap menjaga kewajaran, kehati-hatian, dan tidak terobsesi berlebihan pada materi.