Janda Tanjungbalai Cari Jodoh Kaya

Ruang Wawan
Ruang Wawan
Print PDF

Janda Tanjungbalai Cari Jodoh Kaya, Siap Beri Nafkah Batin dan Lahir

Tanjungbalai, kota pesisir di Sumatera Utara, tengah dihebohkan dengan kemunculan seorang janda bernama Dewi (35 tahun) yang secara terang-terangan mencari jodoh kaya. Melalui media sosial, Dewi mengunggah sebuah status yang mengundang perhatian banyak orang.

Dalam statusnya, Dewi menulis, “Janda Tanjungbalai cari jodoh kaya. Siap beri nafkah batin dan lahir. Umur nggak masalah, yang penting dompet tebal.”

Janda Tanjungbalai Cari Jodoh Kaya

Status Dewi langsung viral dan mendapat beragam tanggapan dari warganet. Ada yang mendukung usaha Dewi mencari jodoh, ada pula yang mengecamnya karena dianggap materialistis.

“Sah-sah aja sih dia cari jodoh kaya. Asalkan jangan menipu dan nggak ngincer harta doang,” komentar seorang warganet.

“Miris banget liatnya. Janda modern emang beda-beda ya,” sahut warganet lainnya.

Namun, Dewi bergeming. Ia bersikukuh mencari jodoh kaya karena ingin hidup layak dan bahagia.

“Saya bukan matre atau gimana, tapi saya berhak mencari kebahagiaan saya sendiri. Saya ingin hidup enak, punya rumah bagus, mobil mewah, dan segala macam fasilitas,” tegas Dewi.

Dewi mengaku sudah pernah menikah sebelumnya, namun pernikahannya kandas karena masalah ekonomi. Suaminya yang bekerja sebagai buruh serabutan tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarga.

“Saya nggak mau mengalami hal yang sama lagi. Makanya saya mencari jodoh yang bisa menjamin masa depan saya dan anak-anak saya,” kata Dewi.

Menurut Dewi, ia bukanlah satu-satunya janda di Tanjungbalai yang mencari jodoh kaya. Masih banyak janda lain yang juga mendambakan kehidupan yang lebih baik.

“Banyak kok di luar sana janda yang pengen hidup enak. Tapi mereka nggak berani ngakuin,” ujar Dewi.

Dewi sendiri mengaku siap memberikan nafkah batin dan lahir kepada calon suaminya. Ia berjanji akan menjadi istri yang setia, pengasih, dan selalu memberikan dukungan penuh.

Baca Juga  No WA Duda Rembang

“Saya bukan hanya mencari dompet, tapi juga cari belahan jiwa. Saya bisa masak, bersih-bersih, dan melayani suami dengan baik,” ungkap Dewi.

Meski mendapat banyak kecaman, Dewi tetap optimis bisa menemukan jodoh yang sesuai dengan kriterianya. Ia yakin bahwa di luar sana masih ada pria kaya yang berhati baik dan ingin berbagi kebahagiaan dengannya.

“Saya nggak minta yang muluk-muluk. Cukup yang bisa kasih saya dan anak-anak saya kehidupan yang layak. Itu aja,” kata Dewi.

Sementara itu, psikolog Klinis, Rike Putri Fadlilah, menyoroti fenomena janda mencari jodoh kaya yang kini tengah marak di masyarakat. Menurut Rike, fenomena ini tidak bisa dipandang sebelah mata.

“Di satu sisi, sah-sah saja bagi seseorang untuk mencari pasangan hidup yang sesuai dengan kriterianya. Namun, di sisi lain, perlu diingat bahwa pernikahan bukan hanya tentang materi, tapi juga tentang cinta, kasih sayang, dan kesetiaan,” kata Rike.

Rike menambahkan, penting bagi setiap orang untuk memahami bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya datang dari materi, tapi juga dari kualitas hubungan yang dibangun dengan pasangan.

“Jika jodoh yang dicari hanya didasarkan pada kekayaan, maka pernikahan yang dibangun berpotensi rapuh dan mudah goyah. Karena itu, perlu ada keseimbangan antara kebutuhan materi dan kebutuhan emosional dalam sebuah hubungan,” pungkas Rike.