Ruang.co.id – Kecelakaan tragis yang menimpa wisatawan di wahana 360° Pendulum Jatim Park I pada libur Lebaran Idul Fitri, 8 April 2025, masih menjadi sorotan. Hingga kini, penyebab insiden tersebut belum diketahui secara pasti, sehingga Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur belum dapat mengambil langkah kebijakan terkait operasional wahana pariwisata buatan tersebut.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur, Evy Afianasari, menegaskan bahwa kasus ini masih dalam tahap penyelidikan oleh pihak berwenang. “Kita belum mengetahui apakah penyebabnya berasal dari kelalaian pengunjung, kesalahan petugas, atau faktor human error lainnya,” jelas Evy. Senin, (21/4/2025).
Saat ditanya apakah cuaca hujan lebat menjadi faktor pemicu kecelakaan wahana pendulum Jatim Park, Evy membenarkan bahwa kejadian berlangsung dalam kondisi hujan. Namun, ia menekankan bahwa seluruh wahana di Jatim Park I telah melalui pemeriksaan keamanan sebelum dioperasikan, baik dalam cuaca hujan maupun cerah. “Standar Operasional Prosedur (SOP) keamanan wajib diterapkan, dan hampir semua tempat wisata buatan memiliki protokol serupa,” tambahnya. Meski demikian, Evy kembali menegaskan bahwa dinasnya belum dapat menyimpulkan akar masalah kecelakaan ini.
Di sisi lain, Evy mengungkapkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan di Jawa Timur mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Salah satu faktor penyebabnya adalah efisiensi anggaran yang mengurangi arus mudik Lebaran. Namun, ia optimis bahwa sektor pariwisata Jatim akan kembali bangkit.
“Kami sedang mengembangkan desa wisata sebagai alternatif destinasi. Selain itu, kami mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) lokal dengan memberikan pelatihan dan sertifikasi pariwisata,” ujar Evy. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis pariwisata di daerah.
Insiden di Jatim Park I menyoroti pentingnya audit berkala terhadap wahana permainan. Meskipun SOP telah diterapkan, faktor cuaca ekstrem dan human error tetap memerlukan pengawasan ketat. Pemerintah daerah dan pengelola wisata harus memastikan bahwa sistem pengamanan wahana diperbarui secara berkala, termasuk pelatihan petugas dan simulasi keadaan darurat.
Sementara menunggu hasil penyelidikan resmi, masyarakat diharapkan tetap waspada dan mematuhi aturan keselamatan saat berkunjung ke wahana permainan. Dengan upaya kolaboratif antara pemerintah, pengelola, dan pengunjung, diharapkan insiden serupa dapat dicegah di masa depan.