Mengenal Lebih Dekat Santa Claus: Sejarah dan Evolusi Ikonik Natal

Ilustrasi (pexels)
Ruang NyaLa
Ruang NyaLa
Print PDF

Surabaya, Ruang.co.id – Ketika Natal tiba, sosok Santa Claus menjadi figur yang tak terpisahkan dari suasana penuh keceriaan. Namun, Santa Claus yang kita kenal hari ini berakar dari kisah seorang uskup bernama Santo Nikolas, yang hidup di abad ke-4 di wilayah Myra, Turki.

Ia dikenal sebagai sosok dermawan yang kerap membantu kaum miskin dan anak-anak. Salah satu kisah paling terkenal adalah saat ia diam-diam memberikan emas kepada sebuah keluarga miskin untuk menyelamatkan mereka dari kemiskinan.

Karena kebaikannya, Santo Nikolas menjadi figur suci yang dihormati, terutama di Eropa, dan ditetapkan sebagai pelindung anak-anak dan pelaut. Namanya terus dikenang dan menjadi bagian dari tradisi Natal yang berkembang di berbagai belahan dunia.

Sinterklaas: Perjalanan Kisah Santo Nikolas ke Eropa

Cerita tentang sejarah Santa Claus berawal Santo Nikolas menyebar luas di Eropa, khususnya di Belanda, di mana ia dikenal dengan nama Sinterklaas. Tradisi Sinterklaas mencakup pemberian hadiah kepada anak-anak pada bulan Desember. Ketika imigran Belanda bermigrasi ke Amerika pada abad ke-17, mereka membawa tradisi ini dan mulai memperkenalkan Sinterklaas kepada budaya baru.

Di Amerika, Sinterklaas mulai dikenal sebagai “Santa Claus,” dan cerita tentang sosok ini terus berkembang, bercampur dengan tradisi lokal dan interpretasi baru yang lebih modern.

Abad Ke-19: Evolusi Santa Claus dalam Budaya Amerika

Pada abad ke-19, Santa Claus mengalami perubahan besar, berkat beberapa karya sastra dan seni. Clement Clarke Moore mempopulerkan gambaran Santa melalui puisi legendarisnya A Visit from St. Nicholas (1823). Puisi ini memperkenalkan Santa sebagai pria gemuk, ceria, dengan kereta salju yang ditarik oleh delapan rusa kutub.

Sementara itu, ilustrator Thomas Nast semakin memperkuat citra Santa Claus melalui karya-karyanya di majalah Harper’s Weekly. Nast menciptakan tampilan Santa yang khas: berjanggut putih, mengenakan pakaian merah dengan aksen bulu putih, dan tinggal di Kutub Utara. Citra inilah yang akhirnya menjadi gambaran universal tentang Santa Claus yang kita kenal hingga sekarang.

Sejarah Santa Claus
Ilustrasi (pexels)

Santa Claus dan Peran Iklan di Abad Ke-20

Di abad ke-20, peran iklan semakin memantapkan sosok Santa Claus sebagai ikon global. Salah satu kontribusi terbesar datang dari Coca-Cola pada tahun 1930-an. Melalui ilustrasi Haddon Sundblom, Santa Claus digambarkan lebih manusiawi, hangat, dan penuh keceriaan.

Kampanye ini begitu sukses sehingga citra Santa Claus yang ramah dan ceria menjadi standar visual di seluruh dunia.

Tidak hanya itu, era ini juga memperkenalkan Santa sebagai figur budaya pop yang muncul dalam film, animasi, dan bahkan menjadi simbol komersial Natal di berbagai negara.

Santa Claus Modern

Bagi generasi milenial dan Gen Z, Santa Claus tetap relevan sebagai simbol kebahagiaan dan semangat berbagi. Dengan berkembangnya teknologi digital, Santa Claus kini tampil dalam berbagai format kreatif seperti video animasi, meme, hingga interpretasi yang lebih inklusif, seperti Santa perempuan atau Santa dari berbagai latar budaya.

Santa Claus juga menjadi pengingat untuk tetap berbagi dan menyebarkan kasih sayang, tidak hanya dalam bentuk hadiah fisik tetapi juga melalui perhatian dan dukungan kepada sesama. Tradisi ini terus beradaptasi, menjadikan Santa Claus sebagai sosok yang mampu melintasi batas generasi dan tetap relevan dalam dunia modern.

Santa Claus bukan hanya legenda, tetapi juga simbol yang membawa kebahagiaan di setiap musim Natal. Dari kisah sejarah sederhana Santo Nikolas hingga evolusinya menjadi sosok global yang dikenal semua orang, Santa Claus adalah pengingat tentang pentingnya berbagi, kasih sayang, dan kebahagiaan bersama.

Dalam setiap tradisi, ia terus berkembang dan tetap menjadi ikon Natal yang melampaui zaman.