ruang

Nikotin, Kafein, dan Alkohol: Kombinasi Maut Penderita GERD

Gambar: Ilustrasi
Ruang Ilham
Ruang Ilham
Print PDF

Surabaya, Ruang.co.id – Gaya hidup suka merokok, ngopi, dan minum alkohol memicu penyakit GERD? Anda benar sekali! Kombinasi nikotin, kafein, dan alkohol memang bisa menjadi “kombinasi maut” yang memperburuk kondisi GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) atau penyakit asam lambung.

Mari kita bahas lebih dalam mengenai bagaimana masing-masing zat tersebut dapat memicu dan memperparah gejala GERD.

Bagaimana Nikotin, Kafein, dan Alkohol Mempengaruhi GERD?

Nikotin

Mengurangi tekanan pada sfingter esofagus bawah (LES): LES adalah otot cincin yang berfungsi mencegah asam lambung naik ke kerongkongan. Nikotin melemahkan otot ini, sehingga asam lambung lebih mudah naik.

Meningkatkan produksi asam lambung: Nikotin merangsang produksi asam lambung, yang memperparah iritasi pada kerongkongan.

Nikotin, zat adiktif dalam rokok, memiliki dampak buruk pada sistem pencernaan, terutama bagi penderita GERD. Salah satu efeknya adalah melemahkan otot sfingter esofagus bawah (LES), yang berfungsi sebagai katup antara kerongkongan dan lambung. Ketika LES melemah, asam lambung lebih mudah naik ke kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar dan iritasi. Selain itu, nikotin juga merangsang produksi asam lambung secara berlebihan. Peningkatan produksi asam ini semakin memperparah kondisi GERD, karena asam lambung yang berlebih akan terus mengiritasi dinding kerongkongan.

Gambar: Ilustrasi Alkohol dan rokok

Kafein

Merangsang produksi asam lambung: Sama seperti nikotin, kafein juga dapat meningkatkan produksi asam lambung.

Melemahkan LES: Meskipun efeknya tidak sekuat nikotin, kafein juga dapat melemahkan LES dan mempermudah refluks asam lambung.

Kafein, yang sering ditemukan dalam kopi, teh, dan minuman bersoda, juga dapat memperburuk gejala GERD. Sama seperti nikotin, kafein dapat merangsang produksi asam lambung. Peningkatan asam lambung ini dapat menyebabkan iritasi pada lapisan kerongkongan dan memperparah sensasi terbakar di dada. Selain itu, kafein juga dapat melemahkan otot sfingter esofagus bawah (LES), yang berfungsi sebagai katup antara kerongkongan dan lambung. Ketika LES melemah, asam lambung lebih mudah naik kembali ke kerongkongan, sehingga memperburuk gejala GERD.

Baca Juga  Alasan Pemilik Golongan Darah AB Istimewa dan Langka

Alkohol

Merusak lapisan pelindung lambung: Alkohol dapat merusak lapisan pelindung lambung, sehingga asam lambung lebih mudah mengiritasi dinding lambung dan kerongkongan.

Meningkatkan produksi asam lambung: Alkohol juga merangsang produksi asam lambung.

Melemahkan LES: Alkohol dapat melemahkan LES dan mempermudah refluks asam lambung.

Alkohol merupakan salah satu zat yang dapat memicu masalah pencernaan, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi asam lambung. Salah satu dampak buruk alkohol adalah merusak lapisan pelindung lambung. Lapisan pelindung ini berfungsi sebagai penghalang asam lambung agar tidak mengiritasi dinding lambung dan kerongkongan. Ketika lapisan pelindung ini rusak, asam lambung akan lebih mudah bersentuhan langsung dengan dinding lambung dan menyebabkan iritasi.

Selain merusak lapisan pelindung, alkohol juga merangsang lambung untuk memproduksi lebih banyak asam. Peningkatan produksi asam lambung ini akan memperparah kondisi iritasi pada lambung dan dapat menyebabkan gejala seperti heartburn (sensasi terbakar di dada), mual, dan mulas. Bagi penderita GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) atau penyakit asam lambung lainnya, konsumsi alkohol dapat memperburuk kondisi mereka dan memicu gejala yang lebih sering dan parah.

Penyakit GERD dipicu karena nikotin, kafein dan alkohol
Gambar: Ilustrasi

Dampak Kombinasi Ketiga Zat Tersebut pada GERD

Ketika ketiga zat ini dikonsumsi bersama-sama atau dalam jangka waktu yang berdekatan, efeknya akan semakin buruk. Kombinasi ini dapat menyebabkan:

  • Perburukan gejala GERD: Gejala seperti heartburn (rasa panas di dada), nyeri ulu hati, mual, muntah, dan kesulitan menelan akan semakin sering dan parah.
  • Kerusakan pada esofagus: Asam lambung yang naik terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan dalam kerongkongan, meningkatkan risiko terjadinya esofagitis (peradangan kerongkongan).
  • Peningkatan risiko komplikasi: Dalam jangka panjang, GERD yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi serius seperti penyakit Barrett (perubahan sel pada lapisan dalam kerongkongan), penyempitan kerongkongan, dan bahkan kanker esofagus.
Baca Juga  Haruskah Operasi Plastik untuk Atasi Sinusitis?

Hidup sehat dimulai dari pilihan yang tepat. Jauhi nikotin, kafein, dan alkohol untuk menjaga kesehatan pencernaan Anda dan nikmati hidup tanpa gangguan GERD.