ruang

Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi di Jatim Masih Menjadi Tantangan

Rapat Koordinasi IBI Jawa Timur 2024, bidan dan pejabat berdiskusi untuk menurunkan AKI dan AKB.
Upaya menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan bayi (AKB) di Jawa Timur terus menjadi tantangan. IBI Jawa Timur fokus pada program kompetensi bidan dan peningkatan mutu pelayanan.
Ruang redaksi
Print PDF

Surabaya, Ruang.co.id – Upaya menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) terus menjadi fokus penting di Jawa Timur. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Prof. Dr. dr. Erwin Astha Triyono, Sp.PD-KPTI., FINASIM., menekankan pentingnya peran bidan dalam mengawal kesehatan ibu dan anak, mulai dari masa kehamilan hingga nifas. Hal ini disampaikan dalam acara Pelantikan Pengurus Daerah dan Rapat Koordinasi PD-PC Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Jawa Timur, Sabtu (30/11).

Kadinkes Jatim mengapresiasi kontribusi para bidan dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak. “Bidan memiliki peran strategis dalam memastikan keselamatan ibu dan bayi. Saya mengajak semua bidan untuk berkomitmen memberikan pelayanan terbaik demi tercapainya target penurunan AKI dan AKB sesuai visi Indonesia Sehat 2025,” ujar Prof. Erwin.

Ia juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menghadapi tantangan besar ini, mengingat AKI dan AKB adalah indikator utama keberhasilan pembangunan kesehatan.

Dalam acara tersebut, Ketua IBI Jawa Timur, Dr. Siti Maimunah, SST., Bd., M.Keb., melantik jajaran pengurus baru, termasuk unit pelaksana Bidan Delima (UPBD) dan Lembaga Diklat Profesi (LDP). Pengurus baru diharapkan dapat memperkuat peran organisasi dalam mendukung profesionalisme bidan dan kesehatan masyarakat.

Sekretaris IBI Jatim, Rani Juliastuti, SST., M.Kes., memaparkan rencana kerja yang fokus pada digitalisasi sistem manajemen data anggota dan informasi organisasi. “Penguatan teknologi informasi akan memudahkan koordinasi antaranggota dan mempercepat akses terhadap informasi kegiatan,” ungkap Rani.

Wakil Ketua I, Dr. Hj. Kasiati, S.Pd., S.Tr.Keb., Bdn., M.Kes., menyoroti pentingnya pelatihan berkelanjutan dan sertifikasi kompetensi untuk meningkatkan kemampuan bidan menghadapi tantangan di lapangan. “Kami akan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak guna memastikan bidan memiliki keterampilan terkini,” tegasnya.

Selain itu, Program Bidan Delima yang berfokus pada peningkatan mutu pelayanan bidan praktik mandiri akan terus diperluas. Lis Suwarni, SST., Bd., M.Kes., Province Manager Bidan Delima Jatim, berharap program ini dapat menjadi contoh pelayanan berkualitas dan berorientasi pada kepuasan masyarakat.

Melalui Rapat Koordinasi ini, IBI Jawa Timur berkomitmen mendorong implementasi program kerja yang mendukung profesionalisme bidan dan peningkatan kesehatan ibu dan anak di Jawa Timur.

“Peningkatan kompetensi dan komitmen bidan menjadi kunci untuk mengatasi tantangan besar ini. Kami optimis langkah-langkah ini dapat berkontribusi signifikan dalam menurunkan AKI dan AKB,” pungkas Prof. Erwin.