Gelato vs Es Krim! Pecah Rahasia Dessert Beku yang Bikin Lidah Bergoyang!

perbedaan gelato dan es krim
Tahukah Anda gelato dan es krim itu berbeda? Simak analisis mendalam soal kandungan lemak, teknik pembuatan, hingga rekomendasi sajian terbaik untuk lidah Indonesia!. Foto: @Freepik.com
-
-
Print PDF

Ruang.co.id – Bagi penggemar dessert beku, memahami perbedaan antara gelato dan es krim ibarat membedakan anggur premium dengan minuman bersoda. Keduanya menyegarkan, tetapi menyimpan karakteristik unik yang memengaruhi pengalaman menyantapnya.

Asal Usul dan Filosofi Pembuatan

Gelato lahir dari tradisi kuliner Italia pada abad ke-16 dengan prinsip “lebih banyak rasa, lebih sedikit udara”. Berbeda dengan es krim yang dikembangkan di Amerika Serikat dengan pendekatan “ringan dan mengembang”. Proses churning pada gelato sengaja diperlambat untuk meminimalkan udara yang terperangkap, menghasilkan kepadatan yang membedakannya dari es krim biasa.

Tekstur dan Komposisi Udara

Perbedaan paling mencolok terletak pada tekstur. Gelato memiliki kepadatan tinggi karena hanya mengandung 20-30% udara, sementara es krim bisa mencapai 50% udara. Inilah yang membuat gelato terasa lebih kaya dan meleleh perlahan di lidah. Seorang maestro gelato asal Bologna pernah menggambarkan, “Gelato yang baik harus seperti sutra cair yang membungkus lidah”.

Kandungan Lemak dan Bahan Dasar

Dari segi kesehatan, gelato sering dianggap sebagai pilihan lebih baik karena kandungan lemaknya hanya 4-8%, jauh di bawah es krim yang mencapai 10-16%. Rahasianya terletak pada proporsi bahan: gelato menggunakan lebih banyak susu daripada krim. Namun perlu dicatat, gelato justru mengandung lebih banyak gula (16-24%) untuk menyeimbangkan rasanya yang pekat.

Suhu Penyajian dan Sensasi Rasa

Penyajian gelato pada suhu -12°C (lebih hangat dari es krim yang -18°C) bukan tanpa alasan. Suhu ini memungkinkan reseptor rasa di lidah bekerja optimal. Menurut penelitian Journal of Food Science, kemampuan lidah mendeteksi rasa meningkat 30% pada suhu tersebut. Itulah mengapa gelato dengan varian rasa kompleks seperti pistachio Sicilia atau dark chocolate Belgia bisa memberikan ledakan rasa lebih intens.

Baca Juga  10 Surga Seafood di Surabaya Wajib Coba Buat Pecinta Ikan Laut!

Tren di Pasar Indonesia

Popularitas gelato di Indonesia melesat 40% dalam setahun terakhir menurut Asosiasi Dessert Indonesia. Kota-kota seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya menjadi pusat pertumbuhan bisnis gelato artisanal. “Konsumen Indonesia mulai meninggalkan mindset ‘yang penting manis’ dan beralih ke pengalaman rasa premium,” jelas pemilik Gelato Laboratory di Senopati.

Seorang pecinta dessert, Rania Kusuma, membagikan pengalamannya: “Dulu saya pikir semua dessert beku sama. Setelah mencoba gelato asli di Florence, lidah saya seperti diajak berdansa dengan lapisan rasa yang berubah setiap detik.”

Pilihan antara gelato dan es krim sebenarnya tergantung pada momen dan preferensi pribadi. Untuk acara santai dengan banyak tamu, es krim mungkin lebih praktis. Namun jika ingin memberikan pengalaman kuliner yang memorable, gelato dengan kompleksitas rasanya layak dipertimbangkan. Kedai-kedai dessert kekinian di Indonesia kini banyak yang menawarkan kedua varian ini, membuka peluang bagi penikmat untuk membandingkan secara langsung.