Ruang.co.id – Kejadian tak terduga terjadi di SPBU Pertamina di Trucuk, Klaten, ketika puluhan kendaraan tiba-tiba mogok setelah mengisi BBM jenis Pertalite. Dugaan kuat muncul bahwa bahan bakar tersebut tercampur air, memicu reaksi cepat dari Pertamina dan aparat kepolisian.
Awal Mula Temuan dan Dampak pada Konsumen
Keresahan mulai terasa dini hari ketika beberapa pengendara melaporkan mesin kendaraan mereka mendadak mati setelah mengisi Pertalite di SPBU tersebut. Kasatreskrim Polres Klaten, Iptu Taufik Frida Mustofa, mengungkapkan bahwa setidaknya empat mobil dan delapan sepeda motor menjadi korban. Beberapa pengemudi terpaksa menderek kendaraan mereka ke bengkel terdekat untuk diperbaiki.
Pihak Pertamina melalui Taufiq Kurniawan, Area Manager Communication, Relations, dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, segera mengonfirmasi insiden ini. Mereka menutup sementara SPBU untuk mencegah korban bertambah dan memulai proses investigasi menyeluruh.
Respons Cepat Pertamina dan Langkah Penanganan
Pertamina tidak tinggal diam. Mereka segera memberikan kompensasi kepada konsumen yang terdampak, termasuk biaya perbaikan kendaraan dan pengisian ulang BBM. “Kami bertanggung jawab penuh atas insiden ini,” tegas Taufiq dalam keterangan resminya.
Selain itu, Pertamina bersama Polres Klaten melakukan sterilisasi di lokasi SPBU untuk memastikan tidak ada lagi BBM terkontaminasi yang terjual. Pengecekan ulang terhadap kualitas Pertalite di SPBU tersebut pun dilakukan, meski sebelumnya hasil pemeriksaan pada 7 April 2025 menunjukkan kondisi normal.
Viral di Media Sosial dan Reaksi Masyarakat
Insiden ini cepat menyebar di media sosial setelah foto Pertalite yang terlihat keruh dibagikan oleh salah satu korban. Banyak netizen yang menyoroti pentingnya pengawasan kualitas BBM, terutama di SPBU resmi. Sejumlah pengguna juga membagikan pengalaman serupa, meski belum dapat dipastikan kebenarannya.
Analisis Penyebab dan Dampak Jangka Panjang
Kontaminasi air dalam BBM bisa terjadi karena beberapa faktor. Salah satu penyebab yang paling mungkin adalah kebocoran pada tangki penyimpanan bawah tanah, terutama setelah hujan deras. Kemungkinan lain adalah human error saat proses pengisian atau distribusi BBM dari depot ke SPBU.
Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh konsumen yang kendaraannya mogok, tetapi juga oleh reputasi Pertamina. Kasus seperti ini bisa menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas BBM yang dijual di SPBU resmi. Oleh karena itu, Pertamina perlu mengambil langkah preventif, seperti meningkatkan frekuensi pemeriksaan kualitas BBM dan memperketat pengawasan di setiap SPBU.