ruang

Peretasan Data PDN Berdampak pada Jasa Konstruksi Indonesia

Ardy Purnomo
Sekretaris Jenderal Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HATSINDO), Ardy Purnomo menyampaikan prihatin mengenai peretasan data pada Pusat Data Nasional (PDN)
Ruang redaksi
Print PDF

Jakarta, Ruang.co.id – Sekretaris Jenderal Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HATSINDO), Ardy Purnomo menyampaikan keprihatinannya mengenai peretasan data pada Pusat Data Nasional (PDN) di Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang baru-baru ini terjadi.

Pria yang akrab disapa Dymo ini menegaskan bahwa Insiden tersebut telah mengakibatkan dampak signifikan bagi para pelaku sektor jasa konstruksi di Indonesia.

Dalam pernyataannya, Dymo menjelaskan bahwa peretasan tersebut mengakibatkan berhentinya layanan sertifikasi di sektor sektor jasa konstruksi.

“Keamanan siber merupakan salah satu aspek paling penting dalam menjaga integritas dan kepercayaan dalam industri apa pun, terlebih lagi di sektor konstruksi yang sangat bergantung pada data yang akurat dan rahasia,” ujar Dymo.

Dymo menekankan pentingnya tindakan cepat dan strategis dari pihak pemerintah dan BSSN untuk memitigasi dampak dari insiden ini.

“Pertama perlu dilakukan audit mendalam terhadap sistem keamanan siber PDN untuk mengidentifikasi kelemahan dan celah yang ada”, terangnya.

Selain itu Kolaborasi dengan pakar keamanan siber juga cukup penting untuk merumuskan strategi yang lebih komprehensif guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

“Perusahaan dan Tenaga Ahli Konstruksi harus mulai mengadopsi kebijakan keamanan siber yang ketat, termasuk melakukan pembaruan sistem secara berkala, memonitor aktivitas jaringan, dan memastikan bahwa semua karyawan memahami pentingnya praktik keamanan yang baik.”

Insiden ini, menurut Dymo, harus menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk lebih serius dalam menangani isu keamanan siber.

“Di era digital ini, data adalah aset yang sangat berharga. Kehilangan atau kebocoran data tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga dapat merusak reputasi dan kepercayaan yang telah dibangun selama bertahun-tahun.”

Dymo berharap, dengan upaya bersama dari pemerintah, BSSN, dan pelaku industri, masalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan Indonesia dapat meningkatkan ketahanan siber di masa depan. (R1)