Ruang.co.id – Panggung Syawal Fest 2025 di Jatim International Expo (JIExpo) Surabaya, yang digelar pada 13 April 2025, tidak hanya menjadi ajang silaturahmi usai Lebaran, tetapi juga menorehkan sejarah baru dalam upaya penurunan stunting di Jawa Timur. Acara ini menjadi momen peluncuran program kolaboratif antara Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Timur dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jatim, dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) sebagai komitmen bersama menyasar akar masalah stunting di wilayah kantong seperti Tapal Kuda dan Madura.
H. Musaffa Safril, Ketua PW GP Ansor Jatim, menegaskan bahwa pernikahan dini masih menjadi penyumbang utama kasus stunting di Jawa Timur. “Kami akan mengoptimalkan jaringan Ansor hingga tingkat ranting, terutama di pesantren dengan angka pernikahan muda tinggi,” tegasnya. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan, prevalensi stunting di Jatim masih 17,7%, lebih tinggi dari target nasional 14% di 2024. Wilayah seperti Bangkalan, Sumenep, dan Bondowoso menjadi prioritas karena tingginya angka pernikahan remaja dan minimnya akses gizi.
Program ini didukung penuh oleh BKKBN Jatim melalui inovasi Pojok Bangga, sebuah ruang edukasi di pesantren yang menyediakan informasi tentang gizi seimbang, kesehatan reproduksi, dan perencanaan keluarga. Dra. Maria Ernawati, perwakilan BKKBN Jatim, menjelaskan bahwa pendekatan berbasis komunitas ini melibatkan kader kesehatan, tokoh agama, dan organisasi pemuda. “Kami juga menggandeng Gerakan Ayo Mondok untuk menjangkau santri secara langsung,” ujarnya.
Kolaborasi ini semakin kuat dengan dukungan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, Kapolda Jatim, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, menekankan pentingnya edukasi digital dalam sosialisasi pencegahan stunting. “Kami akan memanfaatkan platform digital untuk memperluas jangkauan edukasi,” jelasnya.
Selain fokus pada stunting, Syawal Fest 2025 juga menghadirkan talkshow bertema “Menyiapkan SDM Unggul di Era Digital”, dengan pembicara dari KAI Logistik, BPR Jatim, dan Bumi Lamongan Sejati. Diskusi ini mengulas tantangan generasi muda dalam menghadapi revolusi industri 4.0, sekaligus menekankan pentingnya ketahanan keluarga sebagai fondasi SDM berkualitas.
Dengan pendekatan multisektoral yang melibatkan pemuda, pesantren, tokoh masyarakat, dan pemerintah, program ini diharapkan dapat penurunan stunting Jatim dan memangkas angka stunting secara signifikan. GP Ansor dan BKKBN Jatim optimis bahwa langkah ini tidak hanya mengurangi prevalensi stunting, tetapi juga memperkuat peran pemuda dalam pembangunan keluarga berkelanjutan.
#SyawalFest2025 #Stunting #GPAnsor #BKKBNJatim #JatimHebat