ruang

Tangkis Serangan Luluk-Lukman dan Risma-Gus Hans, Khofifah-Emil Mendominasi Debat Ketiga

Debat Pilgub Jatim 2024
Debat Pilgub Jatim ketiga berlangsung sengit dengan tema infrastruktur dan lingkungan hidup. Paslon Khofifah-Emil tampil dominan menangkis serangan Luluk-Lukman dan Risma-Gus Hans, memaparkan solusi konkret pengelolaan sampah hingga transportasi interkoneksitas Jawa Timur.
Ruang Gentur
Ruang Gentur
Print PDF

Surabaya, Ruang.co.id – Jika Debat Publik Pilgub Jatim diibaratkan permainan olah raga. Maka Pasangan Calon Gubernur nomor urut 2 Khofifah Indar Parawansa – Emil Elistianto Dardak bisa dikatakan mendominasi jalannya permainan debat Pilgub. Sebab, dalam debat publik yang berlangsung di Balroom lantai 3 Grand City Mall Surabaya, senin (18/11) malam. Dengan tenang Paslon ini mampu menangkis serangan dua Paslon pesaingnya yang langsung menohok pada kebijakan pembangunan infrastruktur yang dinilai kurang berhasil.

Debat ketiga atau debat pamungkas ini mengangkat tema Akselerasi pembangunan infrastruktur, interkoneksitas kewilayahan dan peningkatan kualitas lingkungan hidup untuk mewujudkan Jawa Timur sebagai episentrum ekonomi kawasan timur Indonesia.

Debat Pilgub yang dimoderatori Andromeda Mercury dan Vera Bahasuan itu berlangsung cukup Sengit. Bahkan serangan menohok langsung langsung dilakukan Paslon nomor satu Luluk-Lukman saat segmen kedua, dimana Paslon menjawab pertanyaan tertulis dari panelis yang dibacakan moderator dan dua Paslon lainnya yang menanggapi jawaban tersebut.

Waktu itu, Luluk menyunggung tentang transportasi laut di Madura yang katanya, programnya ada tapi kapalnya tidak ada. Sehingga masyarakat di kepulauan sekitar Madura kesulitan jika mengalami sakit sehingga harus berobat. Namun dengan tenang Khofifah menjawab, untuk merealisasi sebuah Program harus ada beberapa persyaratan yang dipenuhi. Namun pada masalah transportasi laut tersebut, Beberapa kapal memang harus diadakan fan butuh proses. Namun untuk keadaan darurat misalnya untuk menolonng ibu hamil atau orang sakit, pemerintahannya sudah menyiapkan kapal khusus. Bahkan bekerjasama debgan TNI AL dan Universitas sempat menyiapkan kapal rumah sakit yang terus berpatroli di berbagai kepulauan di Jawa Timur dan sekitar Madura.

Ternyata pertarungan sengit dari segmen persegmen itu juga terjadi saat debat antar cawagub. Saat itu, Cawagub nomor 3 Gus Hans mengatakan bahwa, masalah infrastruktur transportasi interkoneksitas wilayah di Jatim kurang tersentuh oleh program pemerintah provinsi. Sehingga daerah- daerah terpelosok kurang dapat tersentuh. Sepertibtidak adanya transportasi yang memadai di Jawa Timur.

Baca Juga  Khofifah dan Emil Dardak Kolaborasi dengan Dewa 19 dalam Video Klip Kampanye Pilkada 2024

Lontaran bernada sindiran tersebut langsung dijawab Emil dengan menyebutkan bahwa pemerintahannya sudah memprogramkan bus trans Jatim. Dan pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten dan kota. “Kamu sudah membuay program infrastruktur interkoneksiyas dengan bekerjasama dengan kabupaten- kota yang terintregasi. Bahkan saya sendiri yang bicara dengan mas Eri (Eri Cahyadi walikota Surabaya) kebetulan beliaunya ada disini, dan bus trans jatim yang saat ini masih menempuh wilayah Gerbang kertasusila sudah berjalan sampai hari ini,” kilah Emil sambil melihat Eri Cahyadi yang duduk diantara para pendukung Paslon 3.

Kemudian, tudak kalah seeunya ketika debat soal sampah. Saat itu Luluk sempat mempertanyakan tentang masih banyaknya sampah yang menumpuk di beberapa kota di Jawa Timur yang penanganannya lambat. Sehingga jika terpilih, dirinya ingin membuat sebuah program untuk penanganan sampah ini, agar tidak ada lagi penumpukan sampah lagi di kampung maupin di dekat pasar.

Kemudian Risma juga menimpali bahwa untuk penanganan sampah dirinya sufah berpengalaman katena pernah menjadi kepala dinas kebersihan kota Surabaya. Dirinya memgatakan bahwa penanganan dampah harus dimulai dari rumah rumah. Yakni memisahkan sampah organik dan non organik. Bahkan sampah itu kalau dikelola bisa bermanfaat menjadi bernilai ekonomis. ” Seperti saat saya menjadi walikota, keadaan kampung kampung dan jalan- jalan bersih karena saya membuat program penanganan sampah dimulai dari rumah,” ujar Risma yang entah disengaja maupun tidak, Risma sempat melontarkan kata tambahan, ” Kalau saja program saya itu diterapkan. Mungkin Surabaya tidak akan kotor seperti saat ini.”

Menanggapi masalah sampah yang dilontarkan dua pesainya itu,
Cagub nomor 2 Khofifah Indar Parawansa, menanggapi, bahwa dirinya sudah berkomitmen untuk membangun pengelolaan sampah yang terintegrasi demi mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Khofifah menegaskan, pengelolaan sampah adalah fokus kewenangan pemerintah kabupaten kota.

Baca Juga  Fraksi Demokrat Jatim All Out Menangkan Khofifah-Emil di Pilgub 2024

Pemprov Jatim dalam kepemimpinan Khofifah Emil di periode pertama telah menggandeng kerjasama berbagai pihak strategis untuk menggerakkan pemilahan sampah sejak dari rumah.

“Kuncinya adalah edukasi masyarakat, persuasif agar mengajak masyarakat untuk menggencarkan pengelolaan sampah untuk reduce, reuse dan recycle. Saat ini di pesantren-pesantren di Jatim sudah mulai dijalankan sampah menjadi rupiah. Ini harus menjadi lesson learn bagi seluruh elemen masyarakat di lini manapun,” ujar Khofifah

Sedangkan Pemprov Jatim, ditegaskan Khofifah sudah melakukan penyiapan pengolahan limbah yang lebih advance yaitu untuk pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).

“Kami sudah menyiapkan pengolahan limbah B3 di Dawarblandong dan sudah berjalan selama dua tahun ini. Kami sampaikan bahwa persoalan sampah harus diatasi bersama,” tegas Khofifah.

Maka, kuncinya ditegaskan Khofifah adalah edukasi masyarakat, agar pengelolaan sampah menjadi rupiah, menjadikan sampah menjadi berkah.

“Saat ini di Jatim ada 5.103 bank sampah, kita memiliki 351 tempat pembagian sampah yang sudah masuk kategori 3R, ada 241 rumah kompos di Jatim dan 2.377 TPS,” ujarnya.

Dan saat ini kemampuan Jatim dalam melakukan pengelolaan sampah juga terus meningkat, di mana saat ini di Jatim sudah ada sebanyak 3,8 juta ton sampah yang bisa dikelola Pemprov.

“Bahkan kita sudah ada sebanyak 50 TPA yang sudah sanitary landfill, kerjasama dengan negara dunia,” tuturnya.