Ruang.co.id – Ada hal-hal yang membuat suasana Hari Raya semakin istimewa. Bau rendang yang menggoda, kumpul keluarga besar, dan tentu saja, tradisi yang sudah diwariskan turun-temurun. Di Sumatera Selatan, ada satu tradisi unik yang menambah kemeriahan perayaan Hari Raya, yaitu Rumpak-Rumpak.
Bukan sekadar alunan musik biasa, Rumpak-Rumpak adalah tradisi memainkan alat musik terbangan—sejenis rebana besar—dengan sekelompok pemain untuk mengiringi lantunan shalawat atau syair keagamaan. Suaranya yang khas, ritmenya yang menghentak, dan kebersamaannya yang kuat menjadikan Rumpak-Rumpak lebih dari sekadar pertunjukan, tapi juga simbol kebahagiaan dan keberkahan.
Kenapa tradisi ini begitu spesial? Yuk, kita bahas lebih dalam!
Apa Itu Tradisi Rumpak-Rumpak?
Rumpak-Rumpak adalah kesenian musik tradisional yang dimainkan menggunakan alat musik terbangan, yaitu sejenis rebana besar yang dimainkan secara berkelompok. Biasanya, tradisi ini dilakukan menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Idul Adha sebagai bentuk rasa syukur dan perayaan atas datangnya momen suci.
Rumpak-Rumpak bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga bagian dari dakwah Islam di masyarakat Sumatera Selatan. Melalui irama yang khas, lantunan syair-syair keagamaan menggema dan membawa suasana khidmat yang tetap terasa meriah.
Seperti banyak tradisi di Indonesia, asal-usul Rumpak-Rumpak tidak bisa dipisahkan dari pengaruh budaya Islam yang masuk ke Sumatera Selatan. Dahulu, alat musik terbangan sering dimainkan di masjid atau surau sebagai bagian dari syiar Islam.
Seiring waktu, musik terbangan ini berkembang menjadi bagian dari perayaan hari besar Islam, terutama di desa-desa dan komunitas tradisional. Generasi ke generasi terus melestarikan tradisi ini sebagai simbol kebersamaan dan bentuk ekspresi kebahagiaan saat menyambut Hari Raya.
Meskipun zaman terus berubah dan banyak hiburan modern bermunculan, Rumpak-Rumpak tetap bertahan sebagai salah satu warisan budaya yang masih dimainkan hingga kini.
Bagaimana Rumpak-Rumpak Dilakukan?
Untuk memainkan Rumpak-Rumpak, diperlukan beberapa orang yang membentuk satu grup musik. Masing-masing anggota memainkan alat musik terbangan dengan ritme yang sudah diatur agar menghasilkan suara yang harmonis.
Biasanya, ada pemain utama yang memimpin dengan pukulan yang lebih dominan, sementara pemain lainnya mengikuti dengan pola yang sudah ditentukan. Terkadang, pertunjukan ini juga diselingi dengan vokal yang melantunkan shalawat atau lagu-lagu religi.
Tradisi ini biasanya dilakukan di tempat terbuka, seperti halaman masjid atau lapangan desa, sehingga semua orang bisa ikut menikmati dan merasakan euforianya.
Rumpak-Rumpak dan Kesenian Daerah Sumatera Selatan
Rumpak-Rumpak tidak hanya sekadar musik, tetapi juga bagian dari kesenian daerah Sumatera Selatan yang kaya akan nilai budaya. Dalam beberapa kesempatan, pertunjukan ini sering dipadukan dengan tari tradisional, pembacaan syair keagamaan, hingga pementasan seni Islam lainnya.
Di beberapa daerah, Rumpak-Rumpak juga dijadikan sebagai bagian dari festival budaya untuk memperkenalkan tradisi musik Islam kepada generasi muda. Dengan cara ini, kesenian daerah Sumatera Selatan tetap hidup dan bisa diwariskan ke anak cucu.
Ada banyak alasan mengapa tradisi ini harus terus dijaga. Selain sebagai bentuk pelestarian budaya, Rumpak-Rumpak juga memiliki banyak manfaat sosial dan spiritual bagi masyarakat.
1. Menjaga Identitas Budaya Lokal
Di tengah gempuran budaya modern, tradisi seperti Rumpak-Rumpak menjadi pengingat akan akar budaya yang kaya dan beragam.
2. Menjadi Sarana Dakwah Islam yang Menyenangkan
Dengan musik sebagai medianya, pesan-pesan keislaman bisa lebih mudah diterima oleh berbagai kalangan.
3. Mempererat Kebersamaan dan Gotong Royong
Rumpak-Rumpak dimainkan secara berkelompok, yang artinya tradisi ini juga mengajarkan nilai kerja sama dan kebersamaan.
Tradisi Rumpak-Rumpak dalam Kehidupan Modern
Meskipun sekarang sudah banyak jenis hiburan baru, Rumpak-Rumpak tetap bisa relevan dan menarik bagi generasi muda. Dengan inovasi, seperti memadukan musik tradisional dengan alat musik modern atau menampilkan Rumpak-Rumpak dalam festival budaya, tradisi ini bisa tetap bertahan dan dikenal lebih luas.
Beberapa komunitas di Sumatera Selatan juga mulai mengajarkan Rumpak-Rumpak kepada anak-anak muda agar tradisi ini tidak punah. Bahkan, beberapa sekolah memasukkan kesenian ini dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Rumpak-Rumpak bukan hanya sekadar musik yang dimainkan saat Hari Raya, tetapi juga simbol kebahagiaan, kebersamaan, dan rasa syukur masyarakat Sumatera Selatan. Tradisi ini mengajarkan nilai budaya, mempererat silaturahmi, dan membawa nuansa religi yang lebih hidup dalam perayaan hari besar Islam.
Menjaga Rumpak-Rumpak berarti menjaga warisan leluhur yang kaya akan makna. Semoga generasi muda terus melestarikan tradisi ini, sehingga musik terbangan khas Sumatera Selatan tetap bergema hingga masa depan.
Kalau kamu ke Sumatera Selatan saat Hari Raya, jangan lupa cari pertunjukan Rumpak-Rumpak dan rasakan sendiri serunya tradisi ini!