Surabaya Wani Berkibar! Kemenag Lahirkan Revolusi Moderasi, Digitalisasi, dan Literasi untuk Negeri

Kemenag Surabaya
Kemenag Surabaya gebrak terobosan baru! Luncurkan Madrasah Digital, Gerakan Moderasi Beragama, dan program literasi guru. Foto: ruangcoid
Mascim
Mascim
Print PDF

Ruang.co.id – Suasana Gedung Balai Besar Penjamin Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Timur pagi itu penuh dengan gelora semangat perubahan. Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Surabaya secara resmi meluncurkan serangkaian program revolusioner dalam acara Pembinaan Pegawai yang dirangkai dengan halal bihalal, Rabu (16/4/2025). Acara ini bukan sekadar seremoni biasa, melainkan deklarasi kesiapan Surabaya menjadi pelopor reformasi birokrasi dan inovasi pendidikan di tingkat nasional.

Dr. Muhammad Muslim, S.Ag., M.Sy., selaku Kepala Kemenag Surabaya, dengan lantang menegaskan komitmennya. “Keterbatasan gedung tidak boleh menjadi alasan untuk tidak berinovasi,” ujarnya di hadapan ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN). Pernyataan ini sekaligus menjawab tantangan transformasi digital yang sedang digencarkan pemerintah pusat.

Salah satu program andalan yang dipresentasikan adalah Gerakan Moderasi Beragama. Inisiatif ini dirancang sebagai respons terhadap meningkatnya kebutuhan akan pendidikan toleransi di masyarakat urban. Kemenag Surabaya akan menggelar serangkaian workshop dan dialog antaragama yang melibatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan praktisi pendidikan.

“Kita tidak bisa hanya berwacana tentang moderasi. Harus ada aksi nyata,” tegas Dr. Muslim. Program ini akan berfokus pada penguatan nilai-nilai kebangsaan melalui pendekatan kultural, khususnya di lingkungan madrasah dan pesantren.

Di bidang pendidikan, Kemenag Surabaya memperkenalkan konsep Madrasah Digital sebagai bentuk adaptasi terhadap revolusi industri 4.0. Program ini tidak sekadar tentang penyediaan perangkat teknologi, tetapi membangun ekosistem pembelajaran berbasis digital yang komprehensif.

“Kami akan memastikan setiap madrasah memiliki akses terhadap platform pembelajaran digital, pelatihan guru, dan sistem administrasi terintegrasi,” papar Dr. Muslim. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah mendorong digitalisasi sekolah di seluruh Indonesia.

Program Satu Guru Satu Buku menjadi sorotan utama dalam upaya peningkatan kapasitas pendidik. Kemenag Surabaya tidak hanya memotivasi guru untuk menulis, tetapi juga menyediakan pendampingan profesional dari penulis berpengalaman.

Baca Juga  BBKK Surabaya Awasi Bandara dan Pelabuhan Selama Mudik Lebaran 2024

“Ini bukan tentang kuantitas, tapi kualitas. Setiap karya harus bisa menjadi referensi pendidikan,” tambah Dr. Muslim. Program ini diharapkan mampu menciptakan guru-guru penulis yang bisa berkontribusi pada khazanah keilmuan Islam.

Bagian paling tegas dari acara ini adalah penyampaian ultimatum kepada seluruh kepala madrasah dan Kantor Urusan Agama (KUA). Mereka diberi waktu satu tahun untuk membuktikan komitmen inovasi melalui program kerja nyata.

“Tidak ada lagi ruang untuk stagnasi. Kepala madrasah harus menjadi agen perubahan,” tegas Dr. Muslim. Untuk memacu kreativitas, Kemenag Surabaya juga meluncurkan buku karya kolektif para kepala KUA sebagai bukti bahwa perubahan kecil bisa berdampak besar.

Kehadiran Dr. Akhmad Sruji Bahtiar, M.Pd.I., Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur, menambah bobot acara ini. Dalam orasinya, ia menyatakan kebanggaannya atas inisiatif Kemenag Surabaya.
“Digitalisasi layanan dan penguatan SDM madrasah adalah jawaban atas tantangan zaman. Surabaya telah memberi contoh yang baik,” ujarnya. Ia menekankan pentingnya sinergi antar unit kerja untuk memastikan keberhasilan program-program ini.

Acara ditutup dengan yel-yel penyemangat “Surabaya Wani! Surabaya Siap Berkibar!” yang menggema di seluruh ruangan. Pesan ini bukan sekadar slogan, melainkan cerminan tekad seluruh jajaran Kemenag Surabaya untuk menjadi pelopor perubahan.

Dengan program-program terobosan ini, Kemenag Surabaya tidak hanya berambisi meningkatkan kualitas layanan internal, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan karakter bangsa. Langkah konkret ini patut diapresiasi dan pantas menjadi perhatian nasional.


Tim khusus akan melakukan pemantauan berkala terhadap capaian program inovatif setiap madrasah. Evaluasi bersifat komprehensif, meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif.

Program ini dinilai berdasarkan peningkatan partisipasi masyarakat dalam kegiatan lintas agama dan penurunan angka konflik bernuansa SARA.

Kemenag Surabaya akan menyediakan pelatihan TI berkelanjutan, infrastruktur pendukung, dan helpdesk khusus untuk memecahkan masalah teknis.