Gatal-Gatal Tak Tertahankan? Awas, Jamur Kulit Akibat Pembalut Mengintai! Ini Solusi Jitunya

infeksi jamur akibat pembalut
Gatal dan iritasi karena jamur kulit dari pembalut? Temukan penyebab, gejala, dan solusi medis & alami. Ilustrasi Foto: @Freepik
Ruang Ilham
Ruang Ilham
Print PDF

Ruang.co.id – Banyak wanita tidak menyadari bahwa pembalut yang digunakan sehari-hari bisa menjadi pemicu utama infeksi jamur di area kewanitaan. Masalah ini sering muncul karena kombinasi faktor kelembapan tinggi, gesekan berulang, dan kurangnya sirkulasi udara. Jamur Candida albicans, mikroorganisme yang normalnya hidup di kulit, bisa berkembang biak tak terkendali ketika lingkungan menjadi terlalu lembap.

Penggunaan pembalut lebih dari 4 jam tanpa pergantian menciptakan kondisi ideal bagi pertumbuhan jamur. Apalagi jika bahan pembalut tersebut mengandung plastik atau parfum yang memerangkap panas. Tidak heran banyak wanita mengeluhkan gatal-gatal tak tertahankan disertai ruam merah setelah seharian memakai pembalut.

Tanda-Tanda Infeksi Jamur yang Perlu Diwaspadai

Gejala awal infeksi jamur akibat pembalut seringkali diabaikan karena dianggap sebagai iritasi biasa. Padahal, jika dibiarkan, kondisi ini bisa berkembang menjadi infeksi yang lebih serius. Tanda paling khas adalah rasa gatal yang intens di lipatan paha dan sekitar vagina, sering disertai dengan kemerahan yang terasa panas saat disentuh.

Beberapa wanita juga mengalami kulit kering yang mengelupas atau munculnya bercak putih seperti panu. Pada kasus yang lebih parah, bisa timbul bau tidak sedap yang berbeda dari aroma alami vagina. Jika sudah begini, jangan dianggap sepele karena bisa mengindikasikan infeksi jamur yang sudah berkembang pesat.

Langkah-Langkah Efektif Mengatasi Infeksi Jamur

Pertama dan paling penting adalah segera mengganti pembalut yang sudah digunakan. Idealnya, pembalut harus diganti setiap 3-4 jam sekali, bahkan ketika aliran darah tidak terlalu deras. Pilihlah pembalut berbahan katun organik yang lebih ramah kulit dan memiliki daya serap baik tanpa membuat area genital terlalu lembap.

Setelah melepas pembalut, bersihkan area intim dengan air mengalir tanpa menggunakan sabun yang mengandung pewangi. Keringkan dengan cara menepuk-nepuk menggunakan handuk bersih yang terbuat dari bahan lembut. Hindari menggosok area yang sudah teriritasi karena bisa memperparah kondisi kulit.

Baca Juga  Lelah dan Malas Usai Liburan Lebaran? Ini 7 Cara Cerdas Atasi Post Holiday Blues!

Untuk pengobatan topikal, krim antijamur yang mengandung clotrimazole 1% bisa menjadi pilihan efektif. Oleskan tipis-tipis pada area yang terinfeksi dua kali sehari setelah membersihkan diri. Penggunaan harus dilanjutkan selama minimal 2 minggu meskipun gejala sudah hilang untuk memastikan jamur benar-benar musnah.

Pencegahan Jangka Panjang yang Perlu Dilakukan

Selain penanganan saat infeksi terjadi, langkah pencegahan sama pentingnya. Mulailah dengan mempertimbangkan alternatif pembalut yang lebih sehat seperti menstrual cup atau pembalut kain yang bisa dicuci ulang. Kedua pilihan ini terbukti lebih mengurangi risiko iritasi dan infeksi jamur dibandingkan pembalut sekali pakai konvensional.

Perhatikan juga pilihan pakaian dalam sehari-hari. Celana dalam berbahan katun longgar jauh lebih baik dibandingkan bahan sintetis yang ketat. Di malam hari, usahakan untuk tidak mengenakan celana dalam agar area genital mendapatkan cukup udara.

Jangan lupa untuk menjaga keseimbangan flora vagina dengan mengonsumsi probiotik secara rutin. Yogurt tanpa gula atau suplemen probiotik khusus bisa membantu menekan pertumbuhan jamur berlebih di area intim.

Kapan Harus Mencari Pertolongan Medis?

Meskipun sebagian besar kasus infeksi jamur bisa diatasi dengan perawatan mandiri, ada beberapa tanda bahaya yang mengharuskan konsultasi dokter. Jika gejala tidak membaik setelah 3 hari perawatan atau justru semakin parah dengan munculnya pembengkakan dan nyeri, segera cari pertolongan medis.

Demam yang menyertai gejala infeksi jamur juga merupakan tanda bahaya yang tidak boleh diabaikan. Begitu pula jika muncul keputihan yang sangat kental disertai bau sangat menyengat. Kondisi-kondisi ini mungkin mengindikasikan infeksi yang lebih serius yang membutuhkan penanganan dokter.

Disclaimer:

Informasi dalam artikel ini bersifat edukasi dan tidak menggantikan konsultasi medis. Jika Anda mengalami gejala serius atau berkelanjutan, segera hubungi tenaga kesehatan profesional.

Baca Juga  8 Cara Alami Meredakan Nyeri Haid