TPS Surabaya Kantongi Penghargaan Emas IRCA 2025 Bukti Nyata Kepatuhan Jadi Tulang Punggung Bisnis Logistik

TPS Surabaya Raih Gold di IRCA 2025
Terminal Petikemas Surabaya (TPS) buktikan komitmen tata kelola kelas dunia dengan raih penghargaan Gold di IRCA 2025. Foto: Istimewa
Mascim
Mascim
Print PDF

Ruang.co.id – Di tengah persaingan ketat industri logistik nasional, Terminal Petikemas Surabaya (TPS) berhasil membuktikan keunggulannya dengan menyabet penghargaan bergengsi NOTABLE ENTERPRISE IN REGULATORY COMPLIANCE (Gold) pada ajang Indonesia Regulatory Compliance Awards (IRCA) 2025. Jum’at, (09/5/2025). Acara yang digelar oleh Hukumonline pada 9 Mei 2025 di Jakarta ini bukan sekadar formalitas, melainkan pengakuan nyata terhadap konsistensi TPS dalam membangun budaya kepatuhan yang terintegrasi dengan operasional bisnis.

Dalam upaya memperkuat implementasi Good Corporate Governance (GCG), TPS melakukan terobosan signifikan di bidang digitalisasi. Platform Portaverse yang dikembangkan oleh holding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) menjadi tulang punggung dalam membangun ekosistem pembelajaran digital. Sistem ini memungkinkan sharing knowledge tentang regulasi terbaru secara real-time antar seluruh entitas di bawah naungan Pelindo.

Tak berhenti di situ, TPS juga mengembangkan sistem internal berbasis teknologi melalui E-regulation dan TPSshare. Dua platform ini berperan sebagai pusat data regulasi yang selalu terupdate, memudahkan seluruh karyawan untuk mengakses dan memahami ketentuan hukum terkini. Inovasi digital ini telah mentransformasi cara perusahaan dalam mengelola kepatuhan, dari yang semula bersifat manual menjadi terotomatisasi dan terintegrasi.

Yang membedakan TPS dengan pelaku logistik lainnya adalah kemampuannya menanamkan nilai-nilai kepatuhan hingga ke level operasional. Wahyu Widodo, Direktur Utama TPS, menekankan bahwa “Kepatuhan bukan sekadar kewajiban, melainkan nilai dasar yang harus dijalankan oleh setiap insan TPS.” Filosofi ini diwujudkan melalui program pelatihan berkelanjutan dan pembekalan regulasi kepada seluruh karyawan, tanpa terkecuali.

Erika Palupi, Sekretaris Perusahaan TPS, menambahkan bahwa perusahaan secara konsisten melakukan evaluasi internal melalui Pedoman Pemeriksaan Kepatuhan Hukum Atas Dokumen Perusahaan. Pedoman ini terus disempurnakan untuk memastikan keselarasan dengan perkembangan regulasi terbaru, sekaligus menjadi acuan dalam pengambilan keputusan bisnis.

Baca Juga  Jangan Main Api! Gudang Sentoso Seal Kembali Disegel, Sanksi Pidana Mengancam
Baca Juga: TPS Surabaya Pecahkan Rekor! Audit SMAP & BCMS Buktikan Pelabuhan Zero Korupsi & Siap Hadapi Krisis

Prestasi TPS ini memiliki makna strategis yang melampaui sekedar pengakuan individu. Dalam skala yang lebih luas, keberhasilan TPS membuktikan bahwa prinsip tata kelola perusahaan yang baik dapat berjalan beriringan dengan kinerja bisnis yang kompetitif. Model kepatuhan terintegrasi yang diusung TPS patut menjadi acuan bagi pelaku logistik lainnya di tanah air.

Ke depan, TPS berkomitmen untuk terus meningkatkan standar kepatuhannya. Perusahaan akan memperkuat kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk regulator dan asosiasi industri, untuk bersama-sama membangun ekosistem logistik nasional yang berintegritas dan berdaya saing global. Penghargaan IRCA 2025 ini diharapkan menjadi momentum untuk mempercepat transformasi menuju terminal petikemas berkelas dunia yang berbasis kepatuhan dan tata kelola berkelanjutan.

Meski telah meraih prestasi gemilang, jalan TPS untuk menjadi benchmark kepatuhan di industri logistik masih panjang. Dinamika regulasi yang terus berkembang membutuhkan sistem manajemen kepatuhan yang semakin adaptif. Di sisi lain, digitalisasi yang telah dijalankan memberikan fondasi kuat untuk menghadapi tantangan tersebut.

Baca Juga: ELEVATE! TPS Surabaya Cetak Sejarah Baru Logistik Indonesia di Usia 26 Tahun

Pengalaman TPS membuktikan bahwa investasi dalam sistem kepatuhan bukanlah biaya, melainkan aset strategis yang mampu meningkatkan daya saing perusahaan. Pendekatan holistik yang memadukan aspek regulasi, teknologi, dan sumber daya manusia ini layak menjadi best practice yang dapat diadopsi oleh BUMN lainnya.