Ruang.co.id ā Suasana Taman Bungkul, Minggu pagi (1/6/2025), berubah menjadi lautan semangat muda yang membara. Ribuan peserta, dari pelajar hingga profesional, tumpah ruah dalam peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) bertema “Surabaya Bersinergi Wujudkan Generasi Muda Hebat Tanpa Rokok”.
Kegiatan yang digelar Pemerintah Kota Surabaya bersama Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair) ini bukan sekadar seremoni, tetapi deklarasi moral dan aksi nyata. Surabaya menegaskan komitmennya sebagai pelopor kota sehat, layak anak, dan bebas asap rokok.
āTema tahun ini mengingatkan kita akan pentingnya melindungi generasi muda dari bahaya rokok,ā tegas Nanik Sukristina, Kepala Dinas Kesehatan Surabaya.
Ia menambahkan bahwa komitmen ini sudah terwujud dalam kebijakan nyata seperti Perda Kawasan Tanpa Rokok dan pembentukan 50% RW Bebas Asap Rokok, hingga layanan berhenti merokok di 63 Puskesmas.
Lebih dari 500 peserta hadir, termasuk ratusan mahasiswa. Mereka tak hanya menyimak, tapi aktif ikut kampanye, cek kesehatan, dan menyaksikan pertunjukan seni bertema hidup sehat. Sorotan juga datang dari 10 daerah di Jatim yang ikut bergerak serentak, menjadikan HTTS 2025 momentum kolaborasi massal yang menggema.
Tak kalah lantang, Prof. Santi Martini, Dekan FKM Unair, menegaskan, āYang kita butuhkan sekarang adalah aksi nyata. Karena itu, mari kita āGASKANā (Gerakan Atasi Adiksi Nikotin) demi generasi sehat di masa depan.ā
Langkah-langkah ini bukan hanya bentuk kepedulian, tapi investasi masa depan menuju Indonesia Emas 2045. Bahaya rokok bukan lagi isu debat, tapi soal keberanian bertindak. Anak muda, ibu hamil, hingga seluruh masyarakat, kini disasar sebagai garda utama dalam revolusi hidup sehat.
Surabaya membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari taman kota, asal ada sinergi, aksi, dan visi. āIni bukan sekadar acara tahunan, ini adalah revolusi kebiasaan. Masa depan kita bergantung pada keberanian hari ini,ā pungkas dr. Arief Hargono, ketua panitia acara ini sebagai penghujung aksinya.

