Ruang.co.id – Film horor Bring Her Back tiba-tiba menjadi perbincangan hangat di berbagai platform media sosial. Tidak seperti film horor biasa yang mengandalkan jumpscare, film besutan sutradara Daniel dan Michael Phillippou ini menawarkan pengalaman menonton yang jauh lebih dalam dan mengganggu secara psikologis. Dengan rating dewasa 21+ dan peringatan konten ekstrem, film ini jelas bukan untuk penonton yang mudah merasa tidak nyaman. Jumāat, (13/6/2025).
Mengapa Bring Her Back Begitu Berbeda dari Film Horor Lain?
Adegan-adegan brutal dalam Bring Her Back bukan sekadar untuk menakut-nakuti, melainkan membangun narasi yang kompleks tentang trauma, kehilangan, dan obsesi. Film ini mengikuti perjalanan Andy, seorang remaja yang berusaha melindungi adiknya yang buta, Piper, setelah kematian tragis ayah mereka. Ketika mereka dipindahkan ke rumah Laura, seorang wanita dengan masa lalu kelam, cerita mulai berubah menjadi mimpi buruk yang nyata.
Sinopsis Mendalam: Dari Kesedihan Menuju Teror
Film ini membuka dengan adegan kematian ayah Andy dan Piper yang misterius, menciptakan dasar yang kuat untuk cerita yang akan berkembang. Tanpa orang tua, kedua bersaudara ini akhirnya berada di bawah asuhan Laura, seorang wanita yang awalnya tampak baik hati namun menyimpan rahasia mengerikan. Laura pernah kehilangan anaknya sendiri, Cathy, yang kebetulan juga buta seperti Piper.
Hubungan antara Piper dan Laura mulai terasa tidak wajar. Andy, yang selalu protektif terhadap adiknya, mulai mencurigai niat Laura. Ia merasakan ada sesuatu yang salah, terutama ketika melihat bagaimana Laura memperlakukan Piper dengan cara yang terlalu istimewa. Ketegangan terus meningkat ketika Andy menemukan petunjuk-petunjuk kecil yang mengarah pada kebenaran mengerikan tentang Cathy dan nasib yang mungkin menunggu Piper.
Adegan-Adegan Paling Mencekam dalam Film
Salah satu adegan paling mengganggu dalam film ini terjadi di kolam renang belakang rumah Laura. Adegan ini tidak hanya menjadi klimaks dari ketegangan yang dibangun sepanjang film, tetapi juga mengandung simbolisme kuat tentang kehilangan dan obsesi. Adegan-adegan kekerasan, termasuk mutilasi dan kanibalisme, digambarkan dengan sangat grafis, membuat penonton merasa tidak nyaman sekaligus terpaku.
Review: Apakah Bring Her Back Layak Ditonton?
Bagi penggemar genre horor psikologis, Bring Her Back adalah tontonan wajib. Film ini berhasil menggabungkan ketegangan emosional dengan horor fisik, menciptakan pengalaman menonton yang sulit dilupakan. Akting Sally Hawkins sebagai Laura sangat memukau, berhasil menciptakan karakter yang creepy namun tetap manusiawi. Sementara itu, Billy Barratt dan Sora Wong juga memberikan performa yang kuat sebagai Andy dan Piper.
Namun, film ini jelas bukan untuk semua orang. Adegan-adegan brutal dan tema dewasa membuatnya hanya cocok untuk penonton berusia 21 tahun ke atas. Jika Anda mudah merasa tidak nyaman dengan kekerasan grafis atau tema-tema psikologis yang berat, mungkin lebih baik melewatkan film ini.
Bring Her Back adalah film horor yang tidak hanya menakutkan, tetapi juga membuat penonton berpikir. Dengan narasi yang kuat, akting yang memukau, dan adegan-adegan yang mengganggu, film ini berhasil menonjol di tengah banjirnya film horor biasa. Jika Anda mencari pengalaman menonton yang berbeda dan menantang, Bring Her Back layak untuk dicoba.
Tips Tambahan: Perhatikan simbol-simbol kecil yang tersebar di seluruh film, seperti mainan anak-anak atau dekorasi rumah Laura. Banyak dari simbol-simbol ini memberikan petunjuk tentang alur cerita yang sebenarnya.

