44 Pemuda Pesta Miras dan Vandalisme Diamankan dan Dibina di Liponsos

Pemuda pesta miras
Satpol PP Surabaya amankan 44 pemuda pesta miras dan vandalisme. Mereka dibina di Liponsos Keputih untuk pembinaan moral dan sosial. Foto:L Istimewa
Ruang Nurudin
Ruang Nurudin
Print PDF

Ruang.co.id – Surabaya. Kota Pahlawan kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga ketertiban dan moralitas publik. Dalam operasi malam bertajuk Asuhan Rembulan, Satpol PP Surabaya mengamankan 44 pemuda yang terlibat pesta miras dan aksi vandalisme di sejumlah titik kota, Minggu malam (15/6/2025).

Sebagian besar dari mereka masih berusia belasan hingga awal 20-an tahun. Mereka kedapatan sedang menikmati minuman keras secara berkelompok di Taman Bambu Runcing, Jalan Panglima Sudirman, dan Simpang Dukuh.

“Di Taman Bambu Runcing kami temukan 27 pemuda. Lalu, di Simpang Dukuh, delapan orang sedang pesta miras. Total ada 35 pemuda yang kami jangkau dalam kondisi itu,” ujar Achmad Zaini, Kepala Satpol PP Kota Surabaya.

Selain itu, 9 pemuda lain diamankan saat tertangkap basah tengah mencoret-coret fasilitas umum dengan pilox di Jalan Pemuda.

Tindakan vandalisme ini, menurut Zaini, semakin meresahkan karena memperburuk estetika kota yang tengah giat dibenahi.

Hasil patrolinya, petugas menyita 9 botol miras, 2 botol pilox, dan 2 gitar dari para pemuda itu.

Mereka kemudian dibawa ke Kantor Satpol PP untuk dilakukan pendataan dan pemeriksaan lebih lanjut, termasuk tes urine oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Hasilnya, seluruh pemuda tersebut negatif narkoba.

Namun, hukuman tak berhenti di situ. Untuk memberikan efek jera, seluruh pemuda itu dikirim ke Liponsos Keputih guna mendapatkan pembinaan sosial.

ā€œPembinaan ini bukan sekadar hukuman. Kami ingin mereka menyadari dampak buruk perbuatannya dan mendapat kesempatan memperbaiki diri,ā€ tegas Zaini.

Pemkot Surabaya memastikan giat ini bukan upaya represif semata, melainkan preventif dan edukatif.

ā€œKami tidak ingin generasi muda tersesat terlalu jauh. Ini bagian dari tanggung jawab sosial pemerintah terhadap masa depan mereka,ā€ tutup Zaini.

Baca Juga  Karya Literasi Bocah SD Surabaya Luncurkan Buku 3 Kisah

Langkah tegas ini pun mendapat respons positif dari warga. Dewi Astuti (45), warga Simpang Dukuh, mengaku sering resah karena aktivitas remaja di malam hari.

“Sering saya lihat mereka nongkrong bawa botol miras, suara gitar keras. Saya takut, apalagi ada anak perempuan saya,” katanya.

Patroli malam akan terus digencarkan, terutama di titik-titik rawan. Harapannya, Surabaya tetap menjadi kota yang aman, ramah anak, dan layak huni untuk semua kalangan.