Ruang.co.id ā Balai Budaya Surabaya kembali bergema dengan gegap gempita Grand Final Cak dan Ning Cilik 2025, sebuah ajang yang tak hanya memamerkan bakat, tetapi juga memperkuat identitas budaya anak-anak Surabaya. Dari 300 pendaftar berprestasi, tersaring 30 finalis terbaik yang siap membawa pesona dan karakter khas Surabaya ke tingkat yang lebih tinggi. Acara ini bukan sekadar kompetisi, melainkan bukti nyata bahwa pembinaan karakter dan pelestarian budaya bisa ditanamkan sejak usia dini, menciptakan generasi yang tak hanya pintar, tetapi juga berakhlak dan mencintai akar budayanya.
M. Fikser, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat yang mewakili Wali Kota Surabaya, membuka acara dengan pesan mendalam tentang pentingnya peran keluarga dalam membentuk generasi muda. āMalam ini, kita berkumpul dalam suasana penuh semangat dan kebahagiaan untuk menyaksikan puncak dari perjuangan anak-anak Surabaya,ā ujarnya. Ia menekankan bahwa kecerdasan akademis saja tidak cukupāanak-anak juga perlu dibekali dengan tutur kata santun, karakter kuat, dan rasa bangga terhadap kotanya. āMereka adalah cerminan masa depan Surabaya, yang tak hanya unggul dalam prestasi, tetapi juga dalam nilai-nilai luhur,ā tambahnya.
Yazerlin Nadila Balqis, Ketua Umum Paguyuban Cak dan Ning Surabaya, mengungkapkan bahwa tahun ini penyelenggaraan semakin istimewa dengan kehadiran alumni sebagai inspirator. āKami tak hanya menyeleksi 30 finalis dari 300 peserta, tetapi juga melibatkan alumni untuk menunjukkan bagaimana paguyuban ini menjadi wadah pengembangan diri,ā jelasnya. Para finalis telah melalui proses seleksi ketat, mulai dari public speaking, pengetahuan budaya, hingga unjuk bakat. āNilai mereka sempurna, membuktikan bahwa Surabaya memiliki generasi muda yang luar biasa,ā tegas Ning Zerlin.
Tak berhenti di malam puncak, para finalis akan menjalankan peran strategis sebagai duta budaya. Mereka akan aktif mengunjungi sekolah-sekolah dasar untuk memperkenalkan kekayaan pariwisata dan budaya Kota Pahlawan. āMereka bukan sekadar pemenang, tetapi juga duta kecil yang akan menginspirasi teman sebayanya,ā ujar Ning Zerlin. Langkah ini memperlihatkan komitmen Pemkot dan masyarakat Surabaya dalam mencetak generasi emas yang tak hanya cerdas, tetapi juga berbudaya dan mencintai tanah air.
Pemilihan Cak dan Ning Cilik 2025 bukanlah ajang kompetisi biasa. Ini adalah ruang tumbuh bersama, di mana anak-anak belajar tentang nilai-nilai kebersamaan, percaya diri, dan kecintaan terhadap budaya lokal. Melalui paguyuban, mereka tidak hanya meraih gelar, tetapi juga membangun jaringan dan pengalaman berharga yang akan membentuk karakter mereka di masa depan. Surabaya sekali lagi membuktikan bahwa dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan generasi muda, pelestarian budaya bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan penuh makna.
Dengan semangat inilah Grand Final Cak dan Ning Cilik 2025 menjadi tonggak penting dalam melahirkan generasi Surabaya yang berkarakter, berbudaya, dan siap memikul tanggung jawab sebagai penerus bangsa.

