Sidoarjo, Ruang.co.id ā Saat ancaman penjarahan dan perusakan situs budaya merebak di sejumlah daerah di Jawa Timur, Museum Negeri Mpu Tantular tak tinggal diam.
Selasa, 3 September 2025, museum bersinergi dengan Barisan Pejuang Kebudayaan Bangsa (BPKB) dan Persatuan Budayawan Jagad Suwung Nusantara (PBJSN), untuk memastikan aset bersejarah bangsa tetap aman.
Kepala UPT Museum Negeri Mpu Tantular, Sadari, membuka dengan tegas: āKondisi ini memerlukan kewaspadaan ekstra. Kita tidak ingin kejadian di Kediri terulang di Sidoarjo.ā
Ia segera menambah personel keamanan dan memperketat patroli internal. āKami meningkatkan kewaspadaan, baik dari sisi pengawasan area maupun patroli rutin,ā katanya.
Ia menekankan bahwa museum bukan sekadar gudang artefak, melainkan pusat identitas dan pembelajaran sejarah. āKalau artefak hilang atau dirusak, yang hilang bukan sekadar benda, melainkan juga jati diri bangsaā.
Lebih jauh, Sadari membuka cakrawala pada penguatan edukasi publik. Ia menyampaikan, āKalau masyarakat paham arti penting cagar budaya, mereka pasti ikut menjaga. Edukasi harus diperluas, terutama ke generasi mudaā.
Semangat gotong-royong mengalir dari BPKB. āKami bersama PBJSN siap membantu museum untuk melakukan penjagaan. Jangan sampai artefak dan benda-benda yang bernilai sejarah jatuh ke tangan yang tidak bertanggung jawab,ā kata Umar, Ketua PBKB.
Ia menambahkan bahwa BPKB justru hendak menjadi motor penggerak, bukan sekadar simbol, dan segera jalin komunikasi dengan polisi agar pengamanan berlangsung tertib dan efektif.
Dari sisi komunitas budaya, Ketua Harian PBJSN Bambang memberi pesan kuat, āIni bukan sekadar soal menjaga benda mati, tetapi menjaga napas kebudayaan Nusantara. Kita harus bersatu agar situs sejarah tidak menjadi korban dari situasi sosial yang memanasā.
Bersatunya suara budayawan, mereka mengajak masyarakat bergandeng tangan menjaga warisan leluhur.
Ibarat lilin yang dinyalakan, antusiasme publik menjadi cahaya yang terang dan kuat menjaga warisan tetap bertahan.
Inisiatif ini bukan sekadar respons sementara. Ia model sinergi antara lembaga resmi, komunitas budaya, dan masyarakat.
Ketegasan Museum Mpu Tantular, kolaborasi aktif BPKB dan PBJSN, serta dorongan edukasi publik membawa harapan baru, agar seluruh masyarakat, dari pelajar hingga tokoh adat, merasa memiliki dan ikut menjaga sejarah bersama.

