ruang

Kandungan Skincare yang Tidak Boleh Dicampur, Hindari Reaksinya!

Kandungan skincare yang tidak boleh dicampur penggunannya bersamaan
Gambar: Ilustrasi
Ruang Ilham
Ruang Ilham
Print PDF

Surabaya, Ruang.co.id – Perawatan kulit kini menjadi bagian penting dalam rutinitas sehari-hari. Berbagai produk skincare dengan kandungan yang beragam bermunculan, membuat kita semakin bingung dalam memilih dan mengaplikasikannya.

Namun, tahukah kamu bahwa tidak semua kandungan skincare bisa dicampur penggunaannya secara bersamaan? Menggabungkan produk yang salah dapat memicu reaksi yang tidak diinginkan pada kulit, seperti iritasi, kemerahan, hingga kerusakan kulit.

Setiap produk skincare memiliki kandungan aktif yang berbeda-beda. Ketika beberapa kandungan ini digabungkan, dapat terjadi reaksi kimia yang justru merusak kulit.

Beberapa kandungan skincare memiliki pH yang sangat berbeda. Jika dicampur, pH kulit dapat menjadi tidak seimbang dan menyebabkan iritasi.

Ada juga yang dapat saling menonaktifkan jika digunakan bersamaan. Hal ini membuat produk menjadi kurang efektif. Kombinasi beberapa kandungan tertentu dapat meningkatkan sensitivitas kulit terhadap sinar matahari atau iritan lainnya.

Ada beberapa kombinasi kandungan skincare yang tidak boleh dicampur bersamaan.

Vitamin C dan Benzoil Peroksida

Gambar: Ilustrasi

Benzoil peroksida, yang sering digunakan untuk mengatasi jerawat, memiliki sifat oksidasi yang kuat. Ketika berinteraksi dengan vitamin C, zat aktif ini dapat “mencuri” elektron dari vitamin C. Proses ini membuat vitamin C menjadi tidak stabil dan kehilangan kemampuannya untuk mencerahkan kulit, melindungi dari radikal bebas, dan merangsang produksi kolagen. Akibatnya, baik benzoil peroksida maupun vitamin C menjadi kurang efektif jika digunakan bersamaan.

Vitamin C dan AHA/BHA

AHA (Alpha Hydroxy Acids) dan BHA (Beta Hydroxy Acids) adalah eksfoliant kimia yang membantu mengangkat sel kulit mati. Kedua zat ini bekerja optimal pada pH rendah. Namun, vitamin C juga membutuhkan pH rendah agar stabil dan efektif. Ketika kedua jenis produk ini digabungkan, pH kulit dapat menjadi terlalu rendah, menyebabkan iritasi dan membuat baik vitamin C maupun AHA/BHA menjadi kurang efektif.

Baca Juga  Pelihara Kucing untuk Rahasia Jantung Sehat

Retinol dan Vitamin C

Retinol adalah bentuk vitamin A yang sangat kuat dalam merangsang regenerasi sel kulit. Namun, retinol dapat membuat kulit menjadi lebih sensitif terhadap sinar matahari. Vitamin C, meskipun memiliki sifat antioksidan yang melindungi kulit, tidak cukup kuat untuk melindungi kulit dari efek samping retinol yang meningkatkan sensitivitas terhadap sinar UV. Kombinasi keduanya dapat menyebabkan iritasi, kemerahan, dan bahkan flek hitam.

Niacinamide dan Vitamin C

Niacinamide dan vitamin C sama-sama memiliki banyak manfaat untuk kulit, seperti mencerahkan, menyamarkan pori-pori, dan meningkatkan kelembapan. Namun, ketika digunakan bersamaan, keduanya dapat berinteraksi dan mengurangi efektivitas masing-masing. Meskipun belum ada penelitian yang secara pasti membuktikan interaksi negatif antara keduanya, beberapa ahli menyarankan untuk menggunakannya pada waktu yang berbeda untuk menghindari potensi iritasi atau penurunan efektivitas.

Produk yang mengandung asam dan produk yang mengandung alkali

Asam dan alkali memiliki pH yang sangat berbeda. Ketika keduanya bertemu, terjadi reaksi netralisasi yang dapat mengganggu keseimbangan pH alami kulit. Kulit yang pH-nya tidak seimbang akan lebih mudah mengalami iritasi, kemerahan, dan dehidrasi. Selain itu, pH yang tidak sesuai juga dapat mengurangi efektivitas produk skincare lainnya.

Menggunakan produk skincare yang tepat dan benar adalah kunci untuk mendapatkan kulit yang sehat dan glowing. Dengan menghindari kombinasi produk yang tidak sesuai, kamu dapat meminimalkan risiko terjadinya iritasi dan kerusakan kulit. Selalu prioritaskan kesehatan kulitmu dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli jika diperlukan.