Surabaya, Ruang.co.id – Bordir merupakan salah satu kerajinan tradisional yang telah lama berkembang di Indonesia. Namun, tren usaha bordir saat ini mengalami penurunan, baik dari segi peminat maupun jumlah pengrajin. Salah satu usaha bordir yang masih bertahan adalah Rizza Bordir dari Pasuruan, Jawa Timur, yang telah eksis selama lebih dari 35 tahun, meski menghadapi tantangan tersebut.
Hasil karya bordir yang dikolaborasikan dengan model modern menjadi produk seni yang unik. Dari kebaya, taplak meja, hingga lukisan, semuanya dihiasi dengan sentuhan bordir kontemporer. Ini menunjukkan bahwa kreativitas masih hidup di tengah menurunnya minat terhadap kerajinan bordir tradisional.
Rizza Bordir, yang berdiri sejak 1989 di Probolinggo, tetap konsisten dalam berkarya. Selain memproduksi aneka karya bordir, usaha ini juga memberikan pelatihan kepada masyarakat yang tertarik memulai bisnis bordir. Usaha ini terinspirasi dari kerabat yang sukses mengekspor bordir hingga ke Jepang, Filipina, dan Dubai.
Menurut pemilik Rizza Bordir, Afiva Toenisaa, tren bordir memang sudah menurun, dan jumlah pengrajin pun berkurang. Namun, dia tetap mempertahankan kreativitas dalam memproduksi berbagai karya bordir yang dipasarkan hingga ke luar negeri. “Menjadi pengrajin bordir memiliki tantangan tersendiri. Selain membutuhkan ketelitian, kreativitas juga sangat penting dalam menuangkan ide-ide melalui benang dan kain,” jelas Afiva.
Meskipun sempat terdampak pandemi, permintaan dan pendapatan dari usaha Rizza Bordir mulai berangsur membaik. Afiva berharap pemerintah terus mendukung usaha kecil menengah (UKM) dengan memberikan bantuan pemasaran, bimbingan, dan modal usaha agar usaha bordir seperti miliknya dapat terus bertahan dan berkembang.