Jakarta, Ruang.co.id – Makan bergizi gratis dapat menjadi solusi efektif dalam menurunkan prevalensi anemia atau kekurangan darah merah di kalangan siswa. Hal ini disampaikan oleh Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Rizal Martua Damanik, saat menanggapi pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyoroti isu siswa yang belum sarapan sebelum berangkat sekolah.
“Penelitian kami di salah satu sekolah di Kabupaten Bogor menunjukkan bahwa banyak siswa tidak sempat sarapan. Akibatnya, saat upacara bendera, banyak yang pingsan karena anemia, yaitu kurangnya hemoglobin dalam darah. Jadi, makan bergizi gratis memang solusi yang tepat,” ujar Rizal saat dihubungi di Jakarta, Minggu.
Dalam penelitiannya di SD Negeri Palasari 2, Cijeruk, Kabupaten Bogor, Rizal menemukan bahwa faktor ekonomi menjadi alasan utama siswa tidak sarapan. “Banyak orang tua, terutama ibu, bekerja sebagai buruh tani atau pembantu rumah tangga, sehingga tidak sempat menyiapkan sarapan untuk anak-anak mereka,” tambahnya.
Melihat kondisi ini, Rizal bersama tim melakukan intervensi berupa pendirian kantin sekolah yang menyediakan makanan bergizi. Kantin ini tidak hanya menyediakan makanan sehat, tetapi juga melibatkan para orang tua dalam menyiapkannya, sehingga kualitas makanan yang disajikan lebih terjaga. Salah satu inovasinya adalah memastikan makanan, seperti pisang goreng, dibuat dari bahan yang lebih sehat dan alat yang bersih.
Tak hanya itu, edukasi juga diberikan kepada pedagang sekolah terkait kebersihan, seperti penggunaan alas yang higienis saat berjualan. “Biasanya gorengan menggunakan alas kertas bekas atau koran, tapi kami menggantinya dengan bahan yang lebih bersih dan aman,” jelas Rizal.
Hasil dari program ini sangat positif. Menurut Rizal, jumlah siswa yang pingsan saat upacara berkurang drastis, dan kadar hemoglobin (HB) mereka meningkat. Ia pun menegaskan bahwa program makan bergizi gratis ini tidak hanya membantu menurunkan anemia, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan pedagang lokal dan penggunaan bahan pangan lokal.