Surabaya, Ruang.co.id – Perekonomian Jawa Timur mencatatkan kinerja positif sepanjang 2024 dengan capaian surplus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp100,5 triliun. Hal ini disampaikan oleh Kepala Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur, Sigit Danang Joyo, dalam laporan triwulan III 2024.
Pertumbuhan Ekonomi dan Kinerja Pajak
Pada triwulan III 2024, perekonomian Jawa Timur tumbuh sebesar 4,91% (yoy). Kinerja ini didorong oleh peningkatan permintaan eksternal yang memacu ekspor hingga 14,95% menjadi USD 2,16 miliar. Sektor industri pengolahan tetap menjadi kontributor utama bagi perekonomian provinsi yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional setelah DKI Jakarta.
Pendapatan negara di Jawa Timur mencapai Rp211,64 triliun atau 73,58% dari target, didukung oleh pendapatan pajak sebesar Rp96,96 triliun dan bea cukai sebesar Rp107,93 triliun. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) melampaui target dengan realisasi sebesar Rp6,75 triliun (122,63%).
Inflasi Terkendali, Belanja Negara Optimal
Inflasi Jawa Timur berada di angka rendah, tercatat sebesar 1,66% (yoy) pada Oktober 2024. Belanja negara di provinsi ini terserap hingga Rp111,12 triliun (81,31% dari pagu), dialokasikan untuk infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan bantuan sosial.
“Realisasi belanja negara digunakan secara efektif untuk pembangunan jalan, jembatan, irigasi, dan sarana pendidikan, serta bantuan sosial termasuk Kartu Indonesia Pintar untuk 11.031 mahasiswa,” ujar Sigit.
Dana Transfer ke Daerah dan Dampaknya
Dana Transfer ke Daerah (TKD) mencapai Rp70,79 triliun atau 87,40% dari pagu, naik 8,62% dibandingkan tahun sebelumnya. Dana ini digunakan untuk pembangunan infrastruktur, penyediaan air minum, sanitasi, serta mendukung sektor kelautan, perikanan, dan pariwisata. Realisasi Dana Desa mencapai Rp8,06 triliun, yang mayoritas digunakan untuk pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur desa.
Kontribusi Pajak dan Cukai
Penerimaan pajak didominasi oleh PPN dan PPnBM yang berkontribusi sebesar 59,68% dan PPh Non-Migas sebesar 39,35%. Sektor jasa keuangan dan asuransi mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 33% (yoy), seiring peningkatan kredit, dana pihak ketiga, dan suku bunga.
Penerimaan cukai mencapai Rp102,33 triliun, didukung oleh pertumbuhan produksi hasil tembakau yang naik sebesar 1,77% (yoy). Produksi rokok hingga Oktober 2024 tumbuh sebesar 1,8 miliar batang.
Optimisme Jawa Timur ke Depan
Dengan surplus anggaran yang signifikan, pertumbuhan ekonomi yang stabil, serta pengelolaan anggaran yang efektif, Jawa Timur optimistis terus menjadi kontributor utama bagi perekonomian nasional. Pemerintah daerah berkomitmen untuk memperkuat kerja sama fiskal pusat-daerah guna mendorong pembangunan berkelanjutan.
“Penurunan tingkat kemiskinan sebesar 0,56% dan prevalensi stunting yang lebih rendah dari target menjadi bukti keberhasilan pengelolaan anggaran yang efektif,” tutup Sigit.