Surabaya, Ruang.co.id – Dunia perfilman Indonesia kembali menghadirkan sajian horor yang siap menguji nyali penonton. Film berjudul Ketindihan ini membawa fenomena yang sering dialami masyarakat ke layar lebar dengan sentuhan cerita yang bikin bulu kuduk berdiri.
Terinspirasi dari pengalaman nyata yang dikenal dalam budaya populer, film ini mengemas teror psikologis dengan sentuhan mistis khas Indonesia.
Dengan sinematografi yang mencekam dan alur cerita penuh teka-teki, Ketindihan menjadi salah satu karya yang patut dinantikan oleh pencinta horor.
Arti dan Fenomena Ketindihan
Ketindihan adalah kondisi yang secara ilmiah dijelaskan sebagai gangguan transisi tidur. Tubuh manusia sebenarnya memasuki fase REM sleep di mana otot-otot menjadi lumpuh sementara, tetapi kesadaran seseorang tetap terjaga.
Namun, dalam budaya Indonesia, ketindihan sering dianggap sebagai tanda adanya makhluk gaib seperti kuntilanak atau genderuwo yang ingin menakut-nakuti. Fenomena ini menciptakan persimpangan menarik antara sains dan budaya yang menjadi daya tarik utama film ini.
Ketindihan, atau dalam istilah medis dikenal sebagai sleep paralysis, adalah kondisi di mana seseorang merasa terbangun namun tubuhnya tidak bisa bergerak.
Fenomena ini sering dikaitkan dengan kejadian mistis di berbagai budaya, termasuk di Indonesia. Dalam kepercayaan masyarakat, ketindihan sering dianggap sebagai ulah makhluk halus yang ingin mengganggu manusia saat mereka berada di antara dunia nyata dan alam mimpi.
Film Ketindihan mencoba mengupas misteri ini dari sudut pandang yang berbeda—antara sains, psikologi, dan mitos lokal.
Sinopsis Film Ketindihan
Plot film ini berkisah tentang Tania (Haico Van Der Veken), seorang atlet tenis muda yang menghadapi tekanan dari ayahnya yang ambisius, Beni (Donny Damara), serta hubungan toksik dengan pacarnya, Coki (Kevin Ardilova).
Dalam pencarian pelarian dari tekanan hidup, Tania bersama teman-temannya mencoba memanggil Beuno, sosok jin yang mengincar manusia dalam kondisi tidur. Ritual ini memicu serangkaian kejadian menyeramkan, di mana fenomena “ketindihan” menjadi simbol teror yang menghantui. Ternyata tidak hanya Tania, tetapi juga orang-orang di sekitarnya.
Dyan Sunu Prastowo sebagai sutradara dan Widi LEstrasi sebagai penulis film Ketindihan. Film ini juga menampilkan aktris Wulan Guritno bersama dengan Haico Van Der Veken, Kevin Ardilova, Donny Damara,
Pesan Horor yang Lebih Dalam
Selain menebar kengerian, Ketindihan mengajak penonton untuk merenungi hubungan antara dunia nyata dan alam bawah sadar. Film ini juga menyelipkan pesan tentang pentingnya kesehatan mental dan bagaimana trauma bisa menjadi pintu masuk bagi ketakutan yang lebih besar.
Di sisi lain, Ketindihan juga memperlihatkan bagaimana masyarakat kita sering menggabungkan logika modern dengan kepercayaan tradisional untuk memahami fenomena di luar nalar. Hal ini menciptakan nuansa horor yang lebih membumi, sehingga penonton mudah merasa terhubung dengan cerita.
Film horor Indonesia terbaru, Ketindihan, dijadwalkan tayang di bioskop pada 9 Januari 2025.
Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan karya ini di layar lebar dan merasakan sendiri ketakutan yang kerap kita abaikan saat tidur.