Surabaya, Ruang.co.id – Badan penanggulangan bencana daerah ( BPBD ) Jawa Timur memasang sirine dan sistem peringatan dini berupa Early Warning System (EWS) di delapan wilayah Pesisir pantai selatan Jatim mulai dari Banyuwangi sampai Pacitan.
Kepala pelaksana BPBD Jawa Timur, Gatot Soebroto menyebutkan, langkah pemasangan alat sirine ini dilakukan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat agar bisa menyelamatkan diri lebih awal pada saat terjadi gempa besar atau Megathrust dan gelombang tsunami.
Pemasangan EWS dan sirine ini ditempatkan di pesisir pantai yang banyak dikunjungi orang baik itu dari lokal maupun dari luar wilayah pantai tersebut.
” Tempat- tempat itu perlu dipasang sirine, EWS dan rambu evakuasi agar apabila terjadi bencana, baik orang lokal maupun dari luar wilayah bisa segera menyelamatkan diri”, ujar Gatot.
Pemasangan di delapan titik wilayah pesisir pantai selatan Jawa Timur ini diantaranya mulai dari sebelah timur Jatim yakni Banyuwangi, Jember Lumajang. Terus ke tengah yakni Malang Blitar Tulungagung terus ke wilayah paling barat Jatim yakni Trenggalek dan Pacitan.
Delapan titik yang dipasang alat peringatan dini itu dilakukan karena, di situ ada sesar aktif. Sesar aktif yang dimaksud tersebut yaitu adanya lempeng Indoaustralia dan Eurasia.
Selain memasang EWS dan sirine, BPBD juga membuat desa tangguh bencana ( Destana ). Destana ini dibentuk untuk meningkatkan kesadaran masyarakat desa akan resiko bencana yang kemungkinan terjadi di wilayahnya.
” Di Jawa Timur ini ada 2742 desa yang berpotensi terancam bencana. Sehingga di desa-desa itu kita buat Desa tangguh yang warganya kita edukasi dengan berbagai cara diantaranya dengan simulasin menghadapi bencana, ” tandas Gatot.
Alat peringatan dini EWS ini antara lain bentuk utamanya untuk mendeteksi dan memperingatkan akan datangnya bencana. Alat utama iti terdiri dari seismograf, buoy tsunami dan alat untuk mengukur sensor air.
Fungsi seismograf digunakan untuk mendeteksi gempa bumi yang berpotensi tsunami. Sedangkan buoy tsunami digunakan untuk mengukur perubahan permukaan laut. Sehingga alat ini ditempatkan di laut terbuka. Alat ini juga dilengkapi sensor air. Sensor ini juga dipasang di dasar laut. Tujuannya untuk mendeteksi perubahan tekanan air yang terjadi karena adanya gelombang tsunami.