Surabaya, Ruang.co.id – Menghisap jempol adalah kebiasaan yang sering dilakukan oleh bayi dan anak – anak. Meskipun tampak tidak berbahaya, kebiasaan ini jika terus berulang dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan berbagai masalah pada pertumbuhan gigi dan rahang anak.
Apa saja dampak negatifnya?
Salah satu dampak yang paling umum adalah perubahan bentuk gigi. Tekanan terus-menerus dari jempol pada gigi depan dapat mendorong gigi tersebut ke depan, sehingga menyebabkan gigi menjadi tidak rata atau tonggos. Selain itu, kebiasaan ini juga dapat menyebabkan langit-langit menjadi sempit, gigitan terbuka, dan masalah bicara.
Kebanyakan ahli menyarankan untuk mulai memperhatikan kebiasaan ini jika anak sudah berusia di atas 4 tahun. Pada usia ini, sebagian besar gigi susu telah ganti menjadi gigi permanen. Semakin lama kebiasaan ini berlangsung, semakin besar pula risikonya.
Bagaimana cara mengatasinya?
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu anak menghentikan kebiasaan menghisap jempol, seperti memberikan pengertian, mencari tahu penyebabnya, membuat jadwal penghentian, dan memberikan hadiah. Namun, jika masalah sudah cukup serius, sebaiknya konsultasikan dengan dokter gigi untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Menghisap jempol memang merupakan hal yang wajar pada bayi, namun jika berlanjut dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan masalah pada pertumbuhan gigi dan rahang anak. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk mengawasi kebiasaan ini dan mencari cara untuk membantu anak menghentikannya.
Ingatlah, pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Ajarkan anak sejak dini tentang pentingnya menjaga kebersihan mulut dan kesehatan gigi. (R4)