Ruang.co.id – Hari kedua Syawal 1446 H menjadi momen spesial bagi BKKBN Provinsi Jawa Timur. Ratusan peserta memadati Gedung Lestari, Surabaya, untuk Halal Bihalal sekaligus sosialisasi Program Bangga Kencana dengan pendekatan keagamaan. Acara yang dihadiri ASN, PPNPN, hingga tokoh masyarakat ini bukan sekadar silaturahmi, melainkan strategi penguatan pembangunan keluarga berbasis nilai spiritual. Tausiah dari KH. Mansur Syaifuddin Alhafdz tentang “Keluarga Sakinah dalam Era Digital” menjadi highlight yang memantik refleksi.
Dra. Maria Ernawati, M.M., Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, dalam sambutannya menegaskan bahwa lembaga ini telah bertransformasi dari fokus tradisional Keluarga Berencana (KB) menjadi pembangunan keluarga terpadu. “Kami tidak lagi hanya bicara alat kontrasepsi, tapi bagaimana menciptakan keluarga berkualitas lewat pendekatan multidimensi,” ujarnya. Program ini berlandaskan UU No. 52 Tahun 2009, dengan tiga pilar utama: kesehatan reproduksi, peningkatan SDM, dan penguatan ekonomi keluarga.
Di tengah tantangan efisiensi anggaran, BKKBN Jatim justru meluncurkan terobosan seperti platform siapbahagia.com, layanan konsultasi keluarga online yang menghubungkan masyarakat dengan ahli medis, psikolog, dan sosiolog. “Ini solusi bagi daerah terpencil yang minim akses fasilitas kesehatan,” tambah Maria. Layanan offline juga diperkuat melalui 666 Balai Penyuluhan KB di tingkat kecamatan dan dua titik Satya Gatra di Surabaya.
Tahun 2024 menjadi tahun gemilang bagi BKKBN Jatim dengan Total Fertility Rate (TFR) 1,98, angka yang ideal untuk stabilisasi pertumbuhan penduduk. Prestasi lain adalah metode Kontrasepsi Modern (mCPR) 68%, melampaui target nasional 65%. Namun, tantangan serius muncul dari tingginya angka Janda Usia Sekolah (JUS). Fenomena ini memicu perlunya edukasi pra-nikah intensif melalui program Generasi Berencana (GenRe).
“Kami fokus pada pendewasaan usia perkawinan dan pemahaman kesehatan reproduksi remaja,” jelas Maria. Kolaborasi dengan pesantren dan sekolah menjadi kunci, termasuk modul pembelajaran yang mengintegrasikan nilai agama dan sains. Bagi pasangan muda, BKKBN Jatim menyediakan konseling KB syar’i untuk mengatur jarak kelahiran tanpa bertentangan dengan ajaran agama.
Pendekatan keagamaan menjadi ciri khas sosialisasi kali ini. Maria menekankan bahwa nilai spiritual adalah pondasi untuk membangun kesadaran masyarakat. “Kami menggandeng kyai, ustaz, dan tokoh agama untuk menyampaikan pesan KB dan perencanaan keluarga dalam bahasa yang dekat dengan umat,” paparnya.
Contoh konkret adalah pelatihan kader KB berbasis masjid, di mana materi disampaikan dengan dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadis. “Program seperti KB Hormonal dan Non-Hormonal kami jelaskan secara komprehensif, termasuk dampak positifnya bagi kesehatan ibu dan anak,” tambah seorang peserta dari PKB Kota Surabaya.