Surabaya, Ruang.co.id – Ingatkah Anda masa remaja yang penuh semangat, di mana setiap hari terasa seperti petualangan baru? Rambut dicepol tinggi, langkah kaki ringan, dan dunia terasa begitu luas.
Namun, tahukah Anda bahwa perasaan enerjik dan semangat muda itu bisa saja datang kembali di usia yang tak terduga?
Fenomena yang sering disebut ‘puber kedua’ pada wanita, menghadirkan perpaduan menarik antara nostalgia masa muda dan tantangan usia dewasa.
Puber kedua pada wanita sering disebut sebagai fase kehidupan yang ditandai dengan perubahan besar, baik secara fisik maupun emosional. Fenomena puber kedua pada wanita bukanlah sekadar perubahan mood, melainkan sebuah proses kompleks yang melibatkan aspek fisik, psikologis, dan sosial.
Meski istilah ini tidak selalu digunakan dalam dunia medis, banyak ahli sepakat bahwa ini menggambarkan fase transisi yang biasanya terjadi di usia 35-50 tahun, mendekati masa menopause.
1. Perubahan Fisik
- Penurunan Hormon Estrogen
Puber kedua sering dipicu oleh perubahan hormon, terutama penurunan kadar estrogen. Hal ini menyebabkan gejala seperti menstruasi yang tidak teratur, penurunan elastisitas kulit dan munculnya keriput, rambut rontok atau penipisan rambut. - Penambahan atau Penurunan Berat Badan
Metabolisme tubuh melambat, sehingga banyak wanita mengalami kenaikan berat badan, terutama di area perut. Sebaliknya, ada pula yang kehilangan berat badan karena perubahan pola makan atau stres. - Gejala fisik lain seperti berkeringat di malam hari, hot flashes (sensasi panas tiba-tiba), dan nyeri sendi atau otot.
2. Perubahan Emosional
- Fluktuasi Mood
Wanita sering mengalami perubahan suasana hati yang drastis, mulai dari bahagia hingga merasa sedih tanpa alasan jelas. Ini sering disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon. - Meningkatnya Kebutuhan Akan Kebebasan
Banyak wanita merasa ingin mengeksplorasi diri lebih jauh, mencoba hal baru, atau mengejar hobi yang tertunda. Ini adalah cara mereka mencari makna baru dalam hidup. - Krisis Identitas
Beberapa wanita merasa kehilangan arah atau mempertanyakan tujuan hidup mereka, terutama jika anak-anak sudah dewasa atau karir mulai stabil.
3. Perubahan dalam Hubungan
- Peningkatan Keinginan untuk Diperhatikan
Wanita sering merasa ingin diperhatikan lebih oleh pasangan atau orang terdekat. Mereka mungkin juga ingin lebih sering berbicara tentang perasaan dan keinginan mereka. - Ketertarikan Baru
Beberapa wanita mulai menunjukkan minat pada hal-hal yang dulu tidak mereka perhatikan, termasuk hubungan sosial atau kegiatan yang melibatkan komunitas.
4. Gairah Hidup yang Baru
- Perubahan Penampilan
Banyak wanita yang mengalami puber kedua ingin memperbaiki penampilan mereka, baik dengan berolahraga, berdiet, hingga mencoba gaya fashion baru. - Ketertarikan pada Karir atau Pendidikan
Tidak sedikit yang memutuskan untuk melanjutkan pendidikan, memulai usaha baru, atau mengejar karir yang lebih menantang.
Cara Menghadapi Puber Kedua pada Wanita
Puber kedua adalah fase alami yang bisa dikelola dengan baik. Menghadapi perubahan hormonal saat puber kedua membutuhkan pendekatan yang holistik.
Tetap aktif secara fisik melalui olahraga teratur bukan hanya membantu mengurangi gejala fisik seperti hot flashes, tetapi juga meningkatkan suasana hati.
Konsumsi makanan sehat kaya kalsium, vitamin D, dan antioksidan sangat penting untuk menjaga kesehatan tulang dan kulit.
Kelola stres dengan meditasi, yoga, atau kegiatan relaksasi lainnya.
Puber kedua pada wanita adalah fase kehidupan yang membawa perubahan besar, baik secara fisik maupun emosional.
Meski mungkin terasa menantang, ini juga merupakan peluang untuk mengenal diri lebih baik dan mengeksplorasi hal baru.