Surabaya, Ruang.co.id – Saat mendengar tangisan bayi, seringkali kita berpikir bahwa mereka hanya mengekspresikan rasa lapar, ketidaknyamanan, atau kelelahan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa bayi juga dapat menangis dengan intonasi yang mirip dengan aksen bahasa ibu mereka!
Ini adalah fenomena menarik yang mengungkap bagaimana bahasa memengaruhi perkembangan komunikasi sejak usia dini.
Memahami bahwa bayi bisa mengekspresikan diri dengan cara yang mencerminkan bahasa ibu mereka bisa membantu orang tua dan pengasuh dalam memahami kebutuhan dan perasaan bayi. Ini dapat menciptakan ikatan yang lebih kuat antara orang tua dan anak.
Fakta bahwa bayi dapat menangis dengan aksen yang mirip bahasa ibu mereka adalah contoh menarik dari betapa kompleksnya perkembangan bahasa manusia. Dengan memahami bagaimana bayi mulai beradaptasi dan berinteraksi dengan bahasa di sekitar mereka, kita bisa lebih menghargai proses perkembangan mereka.
Penelitian Menemukan bahwa Bayi Memiliki Intonasi Cerminan Bahasa Ibu
Sebuah penelitian oleh tim peneliti di Universitas Würzburg di Jerman menemukan bahwa bayi baru lahir memiliki kemampuan untuk menangis dengan intonasi yang mencerminkan bahasa yang mereka dengar dari lingkungan sekitar mereka.
Bayi yang lahir dari ibu yang berbicara bahasa Perancis cenderung memiliki tangisan dengan nada naik, sementara bayi yang lahir dari ibu yang berbicara bahasa Jerman memiliki tangisan dengan nada menurun. Ini mencerminkan pola intonasi yang khas dari masing-masing bahasa.
Dari minggu-minggu pertama setelah lahir, bayi mulai menyerap suara dan ritme bahasa yang ada di sekitarnya. Meskipun mereka belum bisa berbicara, suara-suara ini memengaruhi cara mereka berkomunikasi, termasuk tangisan mereka.
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berbahasa sudah dimulai sejak dalam kandungan. Bayi mampu mendeteksi dan membedakan suara-suara dari bahasa yang berbeda, serta menyimpannya dalam memori mereka. Ketika mereka menangis, mereka tanpa sadar mengekspresikan diri dengan cara yang mencerminkan bahasa ibu mereka.
Penemuan bahwa bayi menangis dalam aksen memiliki beberapa implikasi penting dalam pemahaman kita tentang perkembangan bahasa dan komunikasi.
Menangis dalam aksen menunjukkan bahwa kemampuan berbahasa mulai terbentuk lebih awal daripada yang kita kira. Hal ini memperkuat pentingnya interaksi verbal dengan bayi, bahkan sejak mereka masih dalam kandungan.Penelitian ini menekankan bahwa lingkungan memainkan peran penting dalam perkembangan bahasa bayi. Mendengarkan percakapan sehari-hari dan suara-suara dari sekitar membantu mereka membangun fondasi bahasa yang kuat.
Melalui penelitian ini, kita diajak untuk lebih memperhatikan lingkungan linguistik yang kita ciptakan untuk bayi, karena setiap kata dan nada yang mereka dengar dapat memengaruhi cara mereka berkomunikasi di masa depan.
Menghabiskan waktu bersama bayi, berbicara dengan mereka, dan menciptakan lingkungan yang kaya akan bahasa adalah langkah penting dalam mendukung perkembangan bahasa yang sehat.