ruang

Sederet Prestasi Perjalanan 11 Tahun Unusa di Dunia Pendidikan

Harlah Unusa
Sidang senat terbuka Harlah ke-XI Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) ditandai dengan deklarasi menuju kampus bebas sampah plastik.
Ruang redaksi
Print PDF

Surabaya, Ruang.co.id – Harlah ke-XI Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) ditandai dengan deklarasi menuju kampus bebas sampah plastik. Ini dilakukan dalam acara sidang senat terbuka yang ditandai dengan orasi ilmiah berjudul “Reformasi Paradigma Pendidikan Menghadapi Tantangan “Anthropocene” yang disampaikan oleh Ir Wardah Alkatiri, MA, PhD.

Lewat orasi ilmiah itu Unusa mencanangkan diri sebagai kampus menuju bebas sampah plastik, sejalan dengan tema pada peringatan satu abad atau 100 tahun Nahdlatul Ulama, merawat jagat membangun peradaban.

Semua pimpinan Unusa melalui penandatanganan di atas kain putih bersama-sama berkomitmen untuk melakukan itu.

Dalam orasi ilmiahnya Wardah Alkatiri mengatakan, krisis lingkungan global yang saat ini terjadi tidak hanya berasal dari faktor-faktor alami, tetapi juga secara signifikan dipengaruhi oleh intervensi manusia.

Fenomena seperti pemanasan global, polusi udara dan air, serta kehilangan Biodiversitas adalah bukti nyata dari dampak destruktif dari kegiatan manusia terhadap alam.

“Dalam menghadapi krisis lingkungan yang bersifat antropogenik ini, kita tidak bisa hanya bergantung pada solusi teknologi semata. Perubahan mendasar diperlukan dalam cara kita memahami hubungan antara manusia dan alam, serta dalam cara kita mendidik generasi masa depan,” katanya.

Wardah mendukung konsep dekolonisasi ilmu sebagai tonggak utama dalam reformasi pendidikan. Menurutnya, ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang sosial dan humaniora, harus dibebaskan dari kerangka pemikiran kolonial yang mendasar.

“Pendidikan kita harus membebaskan diri dari paradigma antroposentris yang telah mendominasi selama ini, di mana manusia diposisikan sebagai pusat segalanya, bahkan atas biaya kerusakan alam yang tak terhitung jumlahnya.”

Dijelaskannya, dekolonisasi ilmu akan membuka jalan bagi pendekatan Theosentris, di mana kehadiran manusia di bumi dilihat sebagai bagian dari sebuah harmoni yang lebih besar, bukan sebagai penguasa yang eksploratif.

Baca Juga  Mabes Polri Sosialisasikan Bahaya IRET di MAN Kota Surabaya

“Kita perlu mengembangkan generasi yang tidak hanya memiliki pengetahuan teknis, tetapi juga memiliki kedalaman spiritual dan empati terhadap alam dan makhluk hidup lainnya.”

Reformasi ini, menurutnya, bukan hanya tentang mengubah kurikulum pendidikan, tetapi juga tentang mengubah paradigma masyarakat secara lebih luas.

“Pendidikan harus menjadi pendorong utama perubahan sosial dan ekologis. Kita perlu mengajarkan anak-anak kita untuk menjadi agen perubahan yang mampu mempertahankan keberlanjutan planet ini dan membangun masyarakat yang adil dan harmonis.”

Terkait kampus bebas sampah plastik, Rektor Unusa, Prof Dr. Ir. Achmad Jazidie, mengungkapkan, sesuai tagline NU abad ke- 2, merawat jagad membangun peradaban.

Oleh karena itu, pihaknya bertekad untuk menjadikan Unusa bebas sampah plastik.
“Kita akan sediakan galon air untuk semua civitas dan nantinya kita akan mengimbau untuk membawa tumbler, sehingga minuman botol di Universitas tidak ada lagi,” jelasnya.

Selain itu pihaknya juga akan membuat konsep “kantin kejujuran”, dalam arti, setiap yang mau isi air minum, bisa mengambil di galon yang sudah disediakan dan akan disediakan kotak untuk pembayaran tanpa ada unsur paksaan.

Dengan upaya ini, Jazidie berharap, sampah plastik di universitas semakin berkurang.
Unusa, berdiri tegak sejak tahun 2013. Seiring berjalanya waktu Unusa telah berkembang menjadi lembaga pendidikan yang memainkan peran penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni di Indonesia.

Pada usia ke-10 tahun 2023 lalu, institusi Unusa terakreditasi Unggul. Prestasi ini tercatat menjadi salah satu perguruan tinggi negeri dan swasta tercepat dalam memperoleh akreditasi tersebut. Kini lebih dari separuh program studi di Unusa telah terakreditasi unggul, sisanya menyusul akan melakukan reakreditasi dalam waktu dekat.

Menyusul akreditasi institusi unggul tersebut pada akhir 2023 Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VII Jawa Timur memberikan Anugrah Kampus Unggul untuk Katagori Kualitas Pelaporan Terbaik.

Baca Juga  Wisudawan Cumlaude Unusa, Bukti Beasiswa KIPK Cetak Generasi Berprestasi

Melalui berbagai tahapan strategis, Unusa terus bertransformasi untuk mencapai keunggulan. Pada tahun 2013-2018, Unusa berfokus pada konsolidasi internal dengan penyempurnaan tata kelola, pengembangan SDM, sistem kerjasama, riset, dan pengembangan sarana prasarana.

Pada tahun 2018-2022, memfokuskan diri menuju kampus berbasis IT dan kampus berlevel nasional. Sejak tahun 2017, jauh sebelum Pandemi Covid-19 proses pembelajaran Unusa telah menggunakan E-Sorogan, sehingga ketika pandemi berlangsung, Unusa telah terbiasa melakukan pembelajaran melalui online (Daring).

Unusa terus berupaya meningkatkan performa publikasi, kapasitas informasi dan teknologi, serta tata kelola. SDM Unusa juga semakin berkualitas, mendukung peningkatan mutu secara berkelanjutan.

Salah seorang dosennya tercatat sebagai dua persen peneliti top dunia yang dirilis oleh Elsevier dan Stanford University.

Menuju tahun 2022-2026, Unusa memasuki fase Excellent Entrepreneurship University dengan fokus pada lingkup regional ASEAN. Pengembangan program studi, prestasi mahasiswa, riset, dan pengabdian pada masyarakat menjadi prioritas utama, sambil tetap meningkatkan mutu secara berkelanjutan.

Kini Unusa memiliki dua program pascasarjana masing-masing Magister Keperawatan Terapan dan Magister Pendidikan Dasar yang baru saja terbit izinnya diterima dari Kemendikbudristek. (*)