Surabaya, Ruang.co.id – Tim Lampu Nusantara (Lamusa) dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menciptakan inovasi untuk meningkatkan produktivitas nelayan. Inovasi terbarunya, yang diberi nama Lamusa Bahari, merupakan lampu hemat energi berbasis LED yang dirancang khusus untuk penerangan kapal purse seine—kapal yang umum digunakan nelayan untuk menangkap ikan pelagis di permukaan laut.
Ketua Tim Lamusa, Iwan Cony Setiadi, ST., MT., menjelaskan bahwa kapal purse seine bergantung pada penerangan untuk menarik perhatian ikan yang berkerumun di dekat permukaan. “Sayangnya, lampu konvensional yang banyak digunakan nelayan masih boros energi, sehingga belum efisien secara ekonomi,” ujar Iwan yang juga dosen di Departemen Teknik Fisika ITS.
Iwan bersama timnya merancang Lamusa Bahari untuk mengatasi tantangan energi ini. Lampu berbasis LED dan aluminium ini menawarkan penghematan energi hingga 50 persen dibanding lampu konvensional. “Lamusa Bahari juga memiliki umur pakai panjang, mencapai 50 ribu jam, sehingga lebih ekonomis bagi nelayan,” tambahnya.
Terbuat dari material marine grade, lampu ini dirancang tahan lama dan bisa dipasang di berbagai area kapal. Selain itu, teknologi dimming pada Lamusa Bahari memungkinkan nelayan untuk mengatur intensitas cahaya sesuai kebutuhan, yang tidak hanya menghemat energi, tetapi juga memperpanjang umur lampu.
Lamusa Bahari juga mengusung teknologi yang ramah lingkungan. Lampu ini bebas merkuri, sehingga aman bagi lingkungan laut. Selain itu, lampu ini menggunakan spektrum warna hijau yang dirancang khusus untuk menarik ikan sesuai jenis dan usia tertentu, membantu nelayan menghindari overfishing dan bycatch, yaitu tangkapan yang tidak disengaja.
“Dengan teknologi ini, nelayan dapat bekerja lebih efisien dan ramah lingkungan,” ungkap Iwan. Inovasi ini juga dapat membantu nelayan dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut dengan menangkap ikan secara berkelanjutan.
Inovasi Lamusa Bahari telah berhasil menarik perhatian pada ajang PF Sains 2024 yang digelar oleh Pertamina Foundation. Bersama tim yang terdiri dari Agus Muhammad Hatta, ST., MSi., PhD., Prof. Dr. Dewi Hidayati, SSi., MSi., Gita Widi Bhawika, SST., MMT., CSCA., dan Ahmad Rieskha Harseno, ST., MDs., Iwan dan rekan-rekannya memperoleh pendanaan untuk terus mengembangkan inovasi ini.
Ke depannya, Tim Lamusa berencana untuk mengedukasi nelayan terkait produk ini dan menyediakan bimbingan pemasangan langsung di lapangan. “Kami berharap semakin banyak nelayan yang memanfaatkan Lamusa Bahari sehingga produktivitas mereka meningkat, yang pada akhirnya dapat mengangkat perekonomian masyarakat pesisir,” tutup Iwan penuh harap.