Surabaya, Ruang.co.id – Keadilan adalah pilar utama dalam sistem hukum, namun apakah pilar ini benar-benar kokoh berdiri di Indonesia? Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai kasus hukum yang mencuat ke publik kerap menimbulkan pertanyaan mendasar: apakah hukum di negeri ini telah benar-benar berjalan adil atau masih berpihak pada mereka yang memiliki kekuasaan dan kekayaan? Artikel ini akan mengulas realitas keadilan hukum di Indonesia, mulai dari permasalahan sistemik hingga harapan akan reformasi yang lebih baik.
Pada kasus 16 Mei 2021, Jessica Sollu, seorang wanita muda asal Sulawesi Selatan, ditemukan meninggal dunia dengan cara yang mencurigakan. Kasus ini bukan hanya menjadi perbincangan di kalangan masyarakat, tetapi juga menarik perhatian publik yang luas, baik di media sosial maupun pemberitaan. Berbagai spekulasi bermunculan, namun kebenaran yang sejati seolah tersembunyi di balik kabut ketidakpastian. Saat sorotan publik semakin memanas, pertanyaan yang terus mengemuka adalah: siapa yang bertanggung jawab atas kematian Jessica, dan mengapa keadilan tampak begitu sulit dijangkau?
Kasus ini lebih dari sekadar cerita tragis yang menimpa seorang individu. Ini adalah gambaran bagaimana sistem hukum kita menghadapi tekanan opini publik dan peran media dalam membentuk narasi. Di tengah sorotan tajam dan spekulasi yang tak kunjung padam, Jessica Sollu dan keluarganya berhak atas sebuah keadilan yang tidak hanya ditegakkan di ruang sidang, tetapi juga di ruang publik yang terus menggema. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak yang bertanya: di mana letak kebenaran, dan siapakah yang akan mengungkapnya?
Kasus kematian Jessica Sollu menggugah rasa keadilan kita sebagai masyarakat. Di tengah misteri yang menyelimuti, sulit untuk tidak merasa kecewa dengan lambatnya proses hukum yang berjalan dan kebingungannya apakah kebenaran akan benar-benar terungkap. Kejadian tragis ini, yang mencuat ke permukaan berkat perhatian publik, seharusnya memacu kita untuk merenungkan tidak hanya tentang siapa yang bertanggung jawab atas kematiannya, tetapi juga tentang bagaimana sistem peradilan dan media memainkan peran mereka dalam pencarian keadilan.
Apa yang sangat disayangkan dalam kasus ini adalah ketidakpastian yang menyertai setiap langkahnya. Media, meskipun punya peran besar dalam menjaga agar kasus ini tetap mendapatkan perhatian publik, juga tidak jarang memperkeruh situasi dengan spekulasi yang belum tentu berdasar. Dalam kondisi seperti ini, kejelasan dan ketegasan hukum menjadi sangat penting. Tidak hanya bagi keluarga Jessica yang sedang berduka, tetapi juga untuk masyarakat yang menantikan jawaban atas pertanyaan yang muncul: apakah ini hanya sebuah kecelakaan, atau ada sesuatu yang lebih besar yang tersembunyi?
Sebagai negara hukum, kita harus yakin bahwa setiap individu, tanpa terkecuali, berhak mendapatkan keadilan. Jangan sampai karena tekanan publik atau campur tangan media, proses hukum jadi terpengaruh. Jika ada yang bersalah, mereka harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum. Namun jika ternyata bukti-bukti yang ada tidak cukup kuat, kita harus belajar untuk menerima kenyataan bahwa keadilan harus ditegakkan berdasarkan bukti yang sah, bukan atas dasar opini atau spekulasi.
Pada akhirnya, keadilan untuk Jessica Sollu adalah soal lebih dari sekadar mencari pelaku atau mencari jawaban tentang penyebab kematiannya. Ini adalah soal menjaga agar proses hukum tetap berjalan dengan adil, transparan, dan tidak terdistorsi oleh tekanan eksternal. Hanya dengan cara itulah kita bisa memastikan bahwa setiap individu, tanpa memandang status atau sorotan media, akan mendapatkan hak yang seharusnya mereka terima hak untuk mendapat keadilan.
Pentingnya proses hukum yang adil dan tidak terpengaruh oleh opini publik.
Proses hukum yang adil seharusnya berfokus pada fakta dan bukti yang sah, bukan berdasarkan tekanan dari opini publik atau spekulasi media. Dalam kasus Jessica Sollu, banyak pihak yang terburu-buru untuk menyimpulkan sesuatu sebelum semua bukti dan informasi yang relevan terkumpul. Seharusnya, hukum mengutamakan objektivitas dan kejelasan. Jika proses hukum terpengaruh oleh opini atau spekulasi, maka bisa berisiko mengorbankan prinsip keadilan yang harusnya dijunjung tinggi.
Masyarakat berhak mendapatkan informasi yang benar dan akurat, namun bukan berarti keadilan harus diputuskan berdasarkan tekanan dari media atau opini yang belum tentu valid. Dalam hal ini, sistem hukum harus lebih kuat dari sekadar popularitas kasus di media sosial atau televisi. Proses investigasi yang transparan dan berbasis pada fakta sangat penting untuk memastikan bahwa siapa pun yang terlibat baik sebagai korban atau pelaku mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya.
Kasus pembunuhan Jessica Sollu, karyawati PT IMIP di Morowali, mencerminkan isu serius dalam perlindungan hak asasi manusia dan keamanan di lingkungan kerja. Peristiwa ini menunjukkan perlunya evaluasi terhadap sistem keamanan perusahaan, pengawasan, serta kesadaran akan pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi semua karyawan. Selain itu, kasus ini menyoroti kelemahan dalam sistem hukum dan perlindungan terhadap korban kekerasan, terutama perempuan di tempat kerja.Kasus pembunuhan Jessica Sollu, karyawati PT IMIP di Morowali, mencerminkan isu serius dalam perlindungan hak asasi manusia dan keamanan di lingkungan kerja. Peristiwa ini menunjukkan perlunya evaluasi terhadap sistem keamanan perusahaan, pengawasan, serta kesadaran akan pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi semua karyawan. Selain itu, kasus ini menyoroti kelemahan dalam sistem hukum dan perlindungan terhadap korban kekerasan, terutama perempuan di tempat kerja.
Oleh sebab itu saran untuk kasus yang sedang terjadi bahwasannya.
- Peningkatan Sistem Keamanan Perusahaan :
Perusahaan, khususnya PT IMIP, perlu meningkatkan pengawasan dan langkah-langkah keamanan, seperti memasang lebih banyak CCTV, memastikan adanya petugas keamanan di area strategis, dan menyediakan jalur komunikasi darurat bagi karyawan. - Edukasi dan Pelatihan :
Pemberian pelatihan kepada karyawan terkait pencegahan kekerasan, termasuk cara mengidentifikasi potensi ancaman, sangat penting. Selain itu, perusahaan harus mendukung budaya saling peduli antar karyawan. - Penegakan Hukum yang Tegas :
Aparat penegak hukum harus bekerja lebih cepat dan transparan dalam mengusut kasus ini agar memberikan keadilan bagi korban dan keluarga. Selain itu, hukuman yang tegas dapat memberikan efek jera. - Peran Pemerintah :
Pemerintah daerah dan pusat perlu memonitor kepatuhan perusahaan terhadap peraturan terkait keselamatan kerja dan melindungi hak-hak pekerja, terutama perempuan. - Dukungan Psikologis dan Sosial :
Keluarga korban dan rekan kerjanya memerlukan dukungan psikologis untuk memulihkan trauma yang diakibatkan oleh peristiwa ini.
Penulis : Alvina Dia Silvani (Universitas Muhammadiyah Malang)