Surabaya, Ruang.co.id – Dalam upaya memerangi penyebaran paham intoleransi, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme (IRET) di kalangan generasi muda, Densus 88 Mabes Polri menyelenggarakan sosialisasi di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Surabaya. Acara ini berlangsung di Gedung Aula MAN Kota Surabaya dan dihadiri oleh lebih dari 1.300 peserta, termasuk siswa, guru, dan tenaga kependidikan. Rabu (11/20).
Fathurrahman, Kepala MAN Kota Surabaya, menyatakan bahwa sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada siswa dan tenaga pendidik mengenai bahaya IRET. “Dengan kegiatan ini, kami berharap seluruh siswa dari kelas 10, 11, hingga 12, serta staf dan guru, dapat menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan menjadi contoh bagi lembaga pendidikan lain,” ungkapnya.
Selain itu, Fathurrahman menyoroti peran penting teknologi dalam penyebaran paham radikal. Ia menekankan perlunya kebijaksanaan dalam menggunakan media sosial agar siswa tidak mudah terpapar propaganda radikal. “Siswa perlu memahami bagaimana melindungi diri dari penyebaran konten radikalisme yang kian marak di platform digital seperti TikTok, Instagram, dan Twitter,” tambahnya.
Dukungan Generasi Muda untuk Moderasi Beragama
Raden Rangga Syarif Yusran Ali, siswa MAN Kota Surabaya sekaligus Duta Moderasi Beragama tingkat nasional 2024, turut mengapresiasi langkah Densus 88 Mabes Polri. Menurutnya, acara ini selaras dengan kampanye moderasi beragama yang aktif ia suarakan di media sosial.
“Sebagai generasi muda, kita harus menangkal propaganda radikal yang sering masuk melalui gadget. Ini adalah tanggung jawab kita untuk menjaga keharmonisan dan toleransi bangsa,” ujar Rangga.
Rangga sebelumnya terpilih sebagai Duta Moderasi Beragama dalam ajang nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama. Ia berhasil menjadi salah satu dari delapan peserta terbaik yang berkesempatan mengikuti workshop tingkat internasional (MABIMS) di Jakarta, diikuti oleh Malaysia, Brunei, Indonesia, dan Singapura.
Membangun Generasi Toleran
Acara sosialisasi ini juga menjadi bagian dari upaya Mabes Polri dalam membentuk generasi muda yang toleran dan berpikiran terbuka. Dengan kehadiran pelajar seperti Rangga yang menjadi role model, harapannya nilai-nilai moderasi beragama dapat tersebar lebih luas, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat umum.
Sosialisasi ini menegaskan pentingnya peran aktif berbagai pihak dalam menangkal paham radikal. Sinergi antara lembaga pendidikan, aparat penegak hukum, dan generasi muda diharapkan mampu menciptakan Indonesia yang lebih harmonis, aman, dan toleran.