MAN Surabaya Luncurkan Program Anti Judol, Bekali 430 Siswa Baru dengan Literasi Digital dan Moderasi Beragama

MAN Surabaya Cegah Judi Online
MAN Kota Surabaya bekali 430 siswa baru dengan kurikulum moderasi beragama hingga patroli gawai untuk cegah judi online dan konten negatif. Foto: Istimewa
Ruang Sely
Ruang Sely
Print PDF

Ruang.co.id – Langkah progresif ditempuh Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Surabaya dalam menyambut tahun ajaran baru. Sebanyak 430 siswa baru yang lolos seleksi akan mengikuti Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (Matsama) mulai 14 hingga 17 Juli 2025, sebuah angka yang melebihi kuota penerimaan yang ditetapkan sebelumnya. Program ini tidak hanya berfokus pada pengenalan lingkungan sekolah, tetapi secara khusus dirancang untuk menghadapi tantangan terkini berupa maraknya judi online di kalangan remaja. Selasa, (16/7/2025).

Drs. Fathorrakhman, M.Pd., selaku Kepala MAN Surabaya, menegaskan pentingnya pendekatan holistik dalam membentengi siswa. Madrasah yang berbasis nilai-nilai Islam ini mengintegrasikan konsep moderasi beragama dengan literasi digital sebagai pondasi utama. “Kami tidak ingin hanya mencetak siswa yang cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh menghadapi derasnya arus digital,” ujarnya. Pernyataan ini sekaligus menegaskan komitmen madrasah dalam menjawab kekhawatiran banyak orang tua tentang paparan konten negatif di dunia maya.

Salah satu inovasi yang menjadi sorotan adalah penerapan mekanisme patroli gawai secara berkala. Guru-guru MAN Surabaya akan secara rutin memeriksa perangkat siswa untuk memastikan tidak ada akses ke situs judi online atau konten-konten berbahaya lainnya. Kebijakan ini tidak berdiri sendiri, melainkan didukung dengan pembentukan grup pengawasan digital yang melibatkan orang tua siswa. “Kolaborasi dengan orang tua mutlak diperlukan karena pengawasan tidak boleh berhenti di gerbang sekolah,” tegas Fathorrakhman.

Matsama 2025 di MAN Surabaya dirancang dengan cakupan materi yang komprehensif. Adaptasi pembelajaran berbasis IT menjadi pintu masuk untuk mengenalkan sistem pendidikan di madrasah ini. Penguatan identitas keislaman dan kecintaan terhadap almamater dibangun melalui berbagai aktivitas interaktif. Aspek pencegahan bullying dan kekerasan seksual mendapatkan porsi khusus dengan metode pembelajaran yang kreatif. Tidak ketinggalan, kurikulum berbasis empati yang dijuluki “Kurikulum Cinta” menjadi salah satu program unggulan untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif.

Baca Juga  Surabaya Wani Berkibar! Kemenag Lahirkan Revolusi Moderasi, Digitalisasi, dan Literasi untuk Negeri

Fokus pada pencegahan judi online menjadi salah satu pembeda Matsama tahun ini. Kepala MAN Surabaya menjelaskan alasan khusus di balik penekanan materi ini. “Ancaman judi online sering dianggap remeh, padahal dampaknya bisa lebih sistemik daripada narkoba,” paparnya. Siswa tidak hanya diberi pemahaman tentang bahaya judol, tetapi juga dibekali keterampilan praktis seperti mekanisme blokir situs judi online dan dasar-dasar manajemen keuangan pribadi.

Kebijakan progresif MAN Surabaya ini mendapatkan dukungan penuh dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur. Langkah-langkah yang diambil sejalan dengan visi Kemenag dalam melindungi generasi muda di era digital. Antusiasme masyarakat terhadap model pendidikan terpadu ini tercermin dari jumlah pendaftar yang melebihi kuota, sebuah indikator positif atas kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan Islam ini.