Surabaya, Ruang.co.id – Sudah lama beredar anggapan bahwa konsumsi gula berlebih dapat membuat anak menjadi hiperaktif. Namun, hingga kini belum ada bukti ilmiah yang kuat untuk mendukung klaim tersebut.
Jawabannya adalah: MITOS!
Mengapa Mitos Ini Sulit Dihilangkan?
Kadang, setelah mengonsumsi makanan atau minuman manis, anak-anak memang terlihat lebih berenergi. Namun, ini lebih berkaitan dengan peningkatan kadar gula darah sementara, bukan hiperaktivitas yang sebenarnya.
Hanya karena dua hal terjadi bersamaan (misalnya, konsumsi gula dan peningkatan aktivitas anak), belum tentu satu hal menyebabkan hal lainnya.
Hiperaktivitas pada anak sering kali terkait dengan kondisi medis tertentu, seperti ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), atau faktor lingkungan seperti kurang tidur dan kurangnya aktivitas fisik.
Apa yang Menyebabkan Hiperaktivitas pada Anak?
Kondisi neurodevelopmental yang muncul tanda awal mulai dengan kesulitan fokus, hiperaktivitas, dan impulsivitas. Anak yang kurang tidur juga dapat menyebabkan cenderung lebih rewel dan sulit berkonsentrasi.
Kurangnya aktivitas fisik pada anak juga mempengaruhi karena anak-anak perlu mengeluarkan energi melalui aktivitas fisik. Jika aktivitas fisik kurang maka dapat membuat mereka gelisah dan mudah bosan.
Stres, perubahan rutinitas, atau masalah keluarga juga dapat mempengaruhi perilaku anak.
Meskipun mitos gula membuat anak hiperaktif masih sering dipercaya, bukti ilmiah menunjukkan bahwa hal ini tidak benar. Jika kamu memiliki kekhawatiran tentang perilaku anak kamu sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. (R4)