ruang

Peningkatan Kapasitas Koperasi Pesantren: Unusa Beri Pelatihan di Bangkalan

Unusa dukung koperasi pesantren
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggelar pelatihan analisa keuangan untuk pengelola koperasi Pondok Pesantren Darul Ittihad di Bangkalan, Madura. Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kemampuan pengelola koperasi dalam menyusun laporan keuangan yang sehat.
Ruang redaksi
Print PDF

Surabaya, Ruang.co.idUniversitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggelar pelatihan Analisa Laporan Keuangan Koperasi bagi pengelola Koperasi Pondok Pesantren Darul Ittihad, Bangkalan, Madura. Acara ini menghadirkan Mohammad Ghofirin dan Dina Anggraeni Susesti, dosen S-1 Akuntansi dari Fakultas Ekonomi Bisnis dan Teknologi Digital (FEBTD) Unusa, sebagai pemateri. Pelatihan ini bertujuan meningkatkan pemahaman para pengelola koperasi pesantren dalam analisa laporan keuangan, khususnya di lingkungan pondok pesantren.

Menurut Ghofirin, pondok pesantren memiliki peran penting dalam pengembangan sumber daya manusia serta kontribusi sosial dan ekonomi. “Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia dan berperan strategis, seperti yang tercantum dalam UU No. 18 Tahun 2019 tentang Pesantren,” ujarnya.

Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren), lanjut Ghofirin, merupakan salah satu elemen penting dalam mendukung kesejahteraan pesantren. Namun, ia juga menyoroti tantangan pengelolaan keuangan yang masih dihadapi kopontren. “Kopontren sangat potensial untuk mendorong ekonomi pesantren, tetapi minimnya pengetahuan akuntansi menjadi kendala dalam menyusun laporan keuangan yang baik, sehingga memengaruhi kesehatan finansial koperasi itu sendiri,” jelasnya.

Dina Anggraeni Susesti, sebagai anggota tim pelatihan, menambahkan bahwa Unusa memberikan solusi berupa pelatihan intensif dengan perbandingan 30% teori dan 70% praktik. “Pelatihan ini diawali dengan pre-test untuk mengetahui pemahaman awal peserta, kemudian dilanjutkan dengan post-test setelah materi selesai. Hasilnya, ada peningkatan pemahaman yang signifikan setelah pelatihan,” ungkap Dina.

Antusiasme peserta pelatihan tercermin dari peningkatan hasil post-test yang memuaskan. “Alhamdulillah, peserta sangat antusias dan mampu mengikuti pelatihan dengan baik. Hasil post-test menunjukkan peningkatan pemahaman yang luar biasa dibandingkan hasil pre-test,” kata Dina.

Ghofirin dan Dina berharap, pelatihan ini menjadi langkah awal yang mendorong para pengelola koperasi pondok pesantren untuk terus meningkatkan kapasitas. “Kami berharap para pengelola koperasi pesantren rutin mengasah keterampilan mereka melalui pelatihan-pelatihan lain, demi kemajuan koperasi yang akan berkontribusi pada kesejahteraan pesantren,” pungkas Ghofirin.

Baca Juga  Buddy's Global Symposium 2024, Empat Mahasiswa Unusa Wakili Indonesia