Ruang.co.id – Kanker paru-paru selalu dikenal sebagai penyakit yang paling sering menyerang perokok, tetapi sebuah fenomena baru kini semakin mengkhawatirkan. Banyak kasus kanker paru yang terjadi pada orang yang tidak pernah merokok. Faktanya, kanker paru pada non-perokok kini tercatat sebagai salah satu penyebab kematian akibat kanker tertinggi di dunia. Menurut data terbaru dari WHO dan Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC), sekitar 25% hingga 30% dari semua kasus kanker paru terjadi pada mereka yang tidak pernah menghisap rokok.
Pada tahun 2022, diperkirakan bahwa sekitar 2,5 juta orang didiagnosis menderita kanker paru, dengan lebih dari 700.000 kasus terjadi pada individu yang tidak merokok. Yang lebih mengejutkan, jenis kanker paru yang paling banyak ditemukan pada kelompok ini adalah adenokarsinoma, yang kini menjadi subtipe kanker paru yang paling umum di seluruh dunia, baik pada pria maupun wanita.
Polusi Udara: Penyebab Utama Kanker Paru pada Non-Perokok
Salah satu faktor utama yang menyebabkan peningkatan kasus kanker paru pada non-perokok adalah polusi udara. Penelitian yang dipublikasikan oleh The Lancet Respiratory Medicine mengungkapkan bahwa paparan terhadap polusi udara memiliki hubungan yang signifikan dengan risiko terjadinya adenokarsinoma, jenis kanker paru yang lebih sering menyerang mereka yang tidak merokok.
Polusi udara yang mengandung bahan kimia berbahaya, partikel halus (PM2.5), dan polutan lainnya dapat merusak jaringan paru-paru dan meningkatkan risiko kanker. Menurut data Global Cancer Observatory 2022, sekitar 200.000 kasus adenokarsinoma pada tahun 2022 berhubungan langsung dengan paparan polusi udara. Asia Timur, terutama China, tercatat sebagai wilayah dengan beban tertinggi terkait polusi udara yang memicu kanker paru.
Dampak Polusi Udara Terhadap Kesehatan Paru-Paru
Kota-kota besar dengan tingkat polusi udara yang tinggi menjadi zona berisiko bagi kesehatan pernapasan. Paparan jangka panjang terhadap polusi udara dapat menyebabkan peradangan kronis pada paru-paru, yang pada akhirnya berkontribusi pada pembentukan sel-sel kanker. Meskipun merokok tetap menjadi faktor utama penyebab kanker paru, polusi udara sekarang diakui sebagai faktor risiko penting yang tidak dapat diabaikan. Dengan semakin tingginya jumlah kendaraan bermotor dan industrialisasi di banyak bagian dunia, kita perlu memperhatikan bagaimana polusi udara memperburuk kondisi kesehatan paru-paru kita.
Adenokarsinoma: Subtipe Kanker Paru yang Semakin Meningkat
Adenokarsinoma kini menjadi jenis kanker paru yang paling umum pada non-perokok, menyumbang lebih dari 70% dari semua kasus kanker paru pada orang yang tidak merokok. Pada tahun 2022, adenokarsinoma menyumbang 45,6% dari seluruh kasus kanker paru pada pria dan 59,7% pada wanita di seluruh dunia. Ini adalah pergeseran signifikan dibandingkan beberapa dekade lalu, di mana karsinoma sel skuamosa dan karsinoma sel kecil mendominasi kasus kanker paru.
Adenokarsinoma lebih sering ditemukan pada wanita dibandingkan pria, dan lebih sering terjadi pada mereka yang tidak memiliki kebiasaan merokok. Meskipun faktor genetika dan lingkungan lainnya juga berperan, polusi udara tampaknya menjadi pemicu utama yang memperburuk kondisi ini.
Mengapa Non-Perokok Terkadang Lebih Rentan?
Ada beberapa alasan mengapa non-perokok mungkin lebih rentan terhadap kanker paru. Faktor genetik memainkan peran penting, karena beberapa individu mungkin memiliki mutasi genetik tertentu yang membuat mereka lebih rentan terhadap kerusakan sel akibat polusi udara atau paparan bahan kimia lainnya. Selain itu, kondisi lingkungan seperti paparan radon, bahan kimia industri, atau bahkan polusi rumah tangga (misalnya asap masak dari kompor yang tidak terventilasi dengan baik) dapat berkontribusi pada peningkatan risiko kanker paru.
Tren Kanker Paru pada Wanita: Kesenjangan yang Menyempit
Tren yang semakin mengkhawatirkan adalah meningkatnya insiden kanker paru pada wanita. Meskipun pria masih lebih banyak terdiagnosis kanker paru secara keseluruhan, jumlah wanita yang menderita penyakit ini terus meningkat. Pada 2022, sekitar 900.000 wanita didiagnosis dengan kanker paru, dan tren ini menunjukkan bahwa kesenjangan antara pria dan wanita dalam kejadian kanker paru semakin menyempit.
Mengapa hal ini terjadi? Salah satu penyebab utamanya adalah peningkatan paparan terhadap polusi udara. Wanita sering kali lebih terpapar polusi udara di rumah, terutama di negara-negara berkembang, di mana penggunaan bahan bakar biomassa (seperti kayu bakar dan arang) untuk memasak sangat umum. Selain itu, perubahan gaya hidup dan peningkatan jumlah wanita yang bekerja di lingkungan industri yang berisiko tinggi dapat berkontribusi pada tren ini.
Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mencegah Kanker Paru pada Non-Perokok?
Mencegah kanker paru pada non-perokok memerlukan pendekatan yang lebih holistik. Salah satu langkah pertama yang dapat diambil adalah mengurangi paparan terhadap polusi udara, baik di luar maupun di dalam rumah. Menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, menjaga ventilasi rumah dengan baik, dan menghindari paparan asap kendaraan dan industri adalah langkah-langkah pencegahan yang dapat membantu.
Di tingkat global, kebijakan pengendalian polusi udara harus diperkuat untuk mengurangi dampak buruknya terhadap kesehatan masyarakat. Di sisi lain, deteksi dini sangat penting untuk mereka yang berisiko tinggi, seperti mereka yang tinggal di wilayah dengan polusi udara tinggi atau memiliki riwayat keluarga dengan kanker paru.