Surabaya, Ruang.co.id – Isu naturalisasi pemain dalam sepak bola Indonesia semakin menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir. Banyak pemain keturunan Indonesia yang berkarier di luar negeri kini dipanggil untuk memperkuat Timnas Garuda. Namun, banyak yang masih bingung mengenai perbedaan antara konsep naturalisasi dan diaspora (keturunan). Keduanya memiliki peran penting, tetapi juga membawa perdebatan dalam upaya memperkuat timnas. Mari kita bahas perbedaan mendasar dari dua konsep ini dan bagaimana perdebatan terkait masih terus berkembang.
Apa Itu Naturalisasi?
Naturalisasi adalah proses hukum di mana seseorang yang bukan warga negara suatu negara dapat mengajukan kewarganegaraan negara tersebut. Dalam konteks sepak bola, naturalisasi sering dilakukan untuk memperkuat tim nasional dengan pemain asing yang memenuhi syarat, seperti memiliki keturunan atau telah lama bermain di negara itu.
Di Indonesia, pemain seperti Marc Klok (asal Belanda) dan Otávio Dutra (asal Brasil) adalah contoh pemain yang dinaturalisasi dan menjadi andalan timnas Indonesia. Meskipun mereka tidak lahir di Indonesia, kualitas dan pengalaman mereka di liga internasional dinilai sangat penting untuk membantu meningkatkan performa Timnas Garuda.
Apa Itu Diaspora (Keturunan)?
Sebaliknya, diaspora merujuk pada sekelompok orang yang memiliki garis keturunan dari suatu negara tetapi tinggal di luar negeri. Dalam sepak bola, pemain keturunan Indonesia yang lahir atau besar di luar negeri sering dianggap sebagai bagian dari diaspora. Meskipun mereka mungkin memiliki kewarganegaraan ganda, mereka tetap memiliki hak untuk dipanggil ke tim nasional Indonesia karena memiliki darah Indonesia.
Contoh pemain diaspora yang memperkuat timnas Indonesia adalah Sandy Walsh dan Jordi Amat. Keduanya lahir dan besar di Eropa tetapi memiliki keturunan Indonesia, sehingga memenuhi syarat untuk bergabung dengan Timnas Indonesia. Kehadiran mereka diharapkan dapat menambah kedalaman skuad, terutama di lini pertahanan.
Perbedaan Utama antara Naturalisasi dan Diaspora
Asal Kewarganegaraan:
Naturalisasi melibatkan pemain yang mendapatkan kewarganegaraan baru melalui proses hukum. Mereka awalnya bukan warga negara Indonesia, tetapi setelah proses naturalisasi, mereka resmi menjadi warga negara dan bisa bermain untuk Timnas.
Diaspora sudah memiliki darah atau keturunan dari Indonesia, meskipun mereka lahir atau besar di luar negeri. Kewarganegaraan mereka bisa berupa kewarganegaraan ganda atau masih memegang kewarganegaraan asing.
Identitas Budaya dan Kewarganegaraan:
Pemain naturalisasi sering kali harus menyesuaikan diri dengan budaya dan aturan baru di negara tersebut, termasuk Indonesia. Sedangkan pemain diaspora biasanya sudah memiliki keterikatan budaya, baik melalui keluarga atau pengaruh leluhur mereka.
Proses Pemanggilan Timnas:
Pemain diaspora lebih mudah dipanggil untuk memperkuat timnas karena secara alami memenuhi syarat kewarganegaraan melalui keturunan. Sebaliknya, pemain naturalisasi harus melalui proses hukum untuk mendapatkan status warga negara Indonesia sebelum dapat bermain untuk timnas.
Perdebatan Naturalisasi dalam Skuad Timnas Indonesia
Isu naturalisasi di Indonesia telah menjadi topik yang memicu perdebatan sengit. Beberapa pihak mendukung langkah ini sebagai cara cepat untuk memperkuat timnas dengan pemain yang memiliki pengalaman internasional di liga-liga top Eropa atau Amerika Latin. Misalnya, pemain seperti Marc Klok atau Otávio Dutra dinilai mampu membawa stabilitas dan pengalaman yang dibutuhkan oleh timnas.
Namun, ada juga kekhawatiran bahwa terlalu banyak mengandalkan pemain naturalisasi bisa menghambat perkembangan pemain lokal. Banyak yang berpendapat bahwa fokus utama seharusnya adalah membina talenta lokal daripada mencari solusi cepat melalui naturalisasi.
Debat semakin memanas ketika Indonesia mulai merekrut pemain-pemain naturalisasi untuk ajang internasional seperti Piala AFF dan Kualifikasi Piala Dunia. Pihak yang mendukung merasa bahwa pemain naturalisasi bisa memberikan dampak langsung, sementara pihak yang menentang khawatir bahwa ketergantungan pada pemain asing bisa mengurangi kesempatan bagi pemain muda lokal untuk berkembang.
Berikut adalah bebrapa nama pemain naturalisasi dan diaspora (keturunan) yang memperkuat Timnas Indonesia pada tahun 2024:
Sandy Walsh (Belanda/Indonesia, diaspora)
Pemain bertahan ini memiliki darah Indonesia dari ibunya. Sandy Walsh kini bermain di liga Belanda.
Jordi Amat (Spanyol/Indonesia, diaspora)
Jordi Amat adalah pemain bertahan yang memiliki darah Indonesia dari neneknya. Saat ini ia memperkuat Johor Darul Ta’zim di Malaysia dan menjadi andalan di lini belakang Timnas.
Marc Klok (Belanda, naturalisasi)
Gelandang andalan Persib Bandung ini dinaturalisasi dan sempat menjadi pilar di lini tengah Timnas Indonesia, dikenal atas kepemimpinannya di lapangan.
Shayne Pattynama (Belanda/Indonesia, diaspora)
Pemain yang memperkuat Viking FK di Norwegia ini memiliki darah Indonesia dari ibunya dan kini menjadi bagian penting dari lini pertahanan Timnas Indonesia.
Justin Hubner (Belanda/Indonesia, diaspora)
Bek tengah keturunan Indonesia dari Belanda ini telah resmi dinaturalisasi dan memulai debutnya di awal 2024. Ia bermain untuk Wolverhampton Wanderers U-21.
Ivar Jenner (Belanda/Indonesia, diaspora)
Gelandang FC Utrecht ini juga telah dinaturalisasi pada 2023. Ia memiliki darah Indonesia dari neneknya yang lahir di Jember, Jawa Timur, dan sudah tampil untuk Timnas senior.
Rafael Struick (Belanda/Indonesia, diaspora)
Striker muda ini memiliki darah Indonesia dari kedua orang tuanya dan sudah memperkuat Timnas dalam beberapa laga internasional sejak 2023.
Nathan Tjoe-A-On (Belanda/Indonesia, diaspora)
Bek yang memperkuat SC Heerenveen ini baru saja menyelesaikan proses naturalisasinya pada 2024 dan dipanggil untuk memperkuat Timnas di kualifikasi Piala Dunia 2026.
Ragnar Oratmangoen (Belanda/Indonesia, diaspora)
Pemain sayap Fortuna Sittard ini resmi menjadi WNI pada 2024 dan langsung tampil cemerlang dengan mencetak gol pada debutnya melawan Vietnam.
Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan pemain naturalisasi dan keturunan menjadi strategi penting untuk memperkuat skuad Timnas Indonesia, terutama dalam persaingan di Asia Tenggara dan Asia. Pelatih Shin Tae-yong memandang langkah ini sebagai upaya untuk mempercepat pengembangan kualitas tim nasional. Namun, perdebatan tetap berlangsung mengenai keseimbangan antara mengembangkan talenta lokal dan memanfaatkan pemain naturalisasi serta diaspora.