ruang

Peringatan Hari Santri 2024 di Surabaya: Menggali Inspirasi dari Santri Cilik

Pawai Hari Santri MI At Taqwa penjaringan surabaya
Semarak Hari Santri Nasional 2024 dirayakan Santri Attaqwa Penjaringan Surabaya dengan berbagai kegiatan, seperti pawai akbar, lomba santri terunik, dan nonton bareng.
Ruang redaksi
Print PDF

Surabaya, Ruang.co.id – Yayasan At Taqwa yang berlokasi di Jalan Penjaringan, Surabaya, turut memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2024 dengan penuh semangat. Lembaga pendidikan yang meliputi Kelompok Belajar (KB), Taman Kanak-Kanak (TK), dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) At Taqwa menyelenggarakan serangkaian kegiatan yang melibatkan para siswa-siswi dari berbagai jenjang pendidikan.

Tema HSN 2024, yaitu “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan,” menjadi landasan utama dalam memperingati Hari Santri kali ini. Kepala Sekolah MI At Taqwa, Ani Zulvia, menyampaikan bahwa tema ini diharapkan mampu menginspirasi para santri agar senantiasa meneruskan perjuangan para kiai dan pendahulu. “Santri memiliki tanggung jawab besar untuk melanjutkan perjuangan kiai dalam menghadapi tantangan zaman,” ujarnya.

Kepala Sekolah MI At taqwa bersama ustadzah menyiapkan kegiatan Pawai HSN 2024

Berbagai kegiatan menarik diadakan untuk memeriahkan peringatan ini, di antaranya pawai akbar, lomba pamflet, lomba atribut santri terunik, dan nonton bareng (nobar) film bertema santri. Ani Zulvia menambahkan, film yang ditonton bersama siswa-siswi Attaqwa berkisah tentang seorang santri cilik yang memulai perjalanannya di pondok pesantren. “Kami berharap dari film ini, siswa-siswi bisa terinspirasi untuk mengaplikasikan nilai-nilai positif dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi bekal berharga untuk masa depan,” tuturnya.

Sementara itu, tokoh masyarakat setempat, Joko Suwondo, menekankan pentingnya memperingati Hari Santri sebagai bentuk penghormatan terhadap kontribusi santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. “Hari Santri adalah momen untuk mengenang sejarah perjuangan kaum santri. Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh Hadratus Syekh Kiai Haji Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 merupakan bukti nyata perlawanan santri terhadap penjajahan,” ungkap Joko Suwondo.

Ia juga menambahkan bahwa tanpa Resolusi Jihad, mungkin tidak akan terjadi peristiwa besar 10 November 1945 yang dikenal sebagai Hari Pahlawan. “Hari Santri dan Hari Pahlawan adalah dua peristiwa yang tak terpisahkan. Ini menunjukkan betapa besar peran santri dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia,” tutupnya.

Baca Juga  14.516 Calon Mahasiswa Berebut Masuk Universitas Airlangga