Surabaya, Ruang.co.id – Sejak dicabutnya status pandemi COVID-19 melalui Keputusan Presiden (Keppres) No. 17 Tahun 2023, aktivitas seni kembali menggeliat di berbagai ruang publik. Beragam jenis seni seperti teater, film, sastra, tari, musik, hingga seni rupa mulai kembali muncul, baik dalam skala kecil maupun besar. Khususnya dalam bidang seni rupa, pameran lukisan silih berganti mengisi jadwal di berbagai galeri, memperlihatkan karya-karya baru yang lahir dari refleksi selama pandemi.
Galeri Merah Putih di Kompleks Balai Pemuda Surabaya, di bawah naungan Sanggar Merah Putih, menjadi salah satu ruang bagi seniman untuk menampilkan karya mereka. Selain itu, Sanggar Merah Putih setiap tahun mengadakan Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI) di Jatim Expo Surabaya, yang tahun ini memasuki edisi ke-14 (XIV). Inisiator PSLI, M. Anis, mengungkapkan bahwa meski semangat berkarya para seniman tetap tinggi, respon pasar dan masyarakat masih belum sepenuhnya pulih.
“Situasi ekonomi yang belum stabil menjadi faktor utama yang memengaruhi antusiasme masyarakat. Belum lagi situasi politik yang tengah memanas dengan Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif, serta persiapan Pilkada yang akan datang,” kata Anis, Senin (4/11/2024).
Anis menambahkan, para seniman terus berkarya dalam sunyi, berbeda dengan dunia politik yang sering diwarnai oleh sorotan media. Mereka tetap berjalan di jalur masing-masing, penuh dedikasi tanpa keluhan meski menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-hari. “Seniman tetap melangkah dalam keheningan, menggoreskan estetika melalui karya-karya mereka,” lanjutnya.
PSLI XIV di JX Surabaya tahun ini akan diselenggarakan pada 8–17 November 2024 dengan melibatkan sekitar 130 pelukis dari seluruh Indonesia. Mengusung tema “Bagimu Negeri,” acara ini menjadi ajang pertemuan antara pelukis, kolektor, pemilik galeri, dan masyarakat pecinta seni. “PSLI tahun ini adalah sebuah gerakan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dalam masyarakat dan negara,” ujar Anis.
Ia menutup pernyataannya dengan optimisme, “Kami akan terus bergerak meski dampaknya mungkin belum terasa. Kami yakin dukungan dari banyak pihak, termasuk Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan para pecinta seni, akan tetap ada. Keindahan harus terus disebarkan demi menjaga keseimbangan kehidupan.”